Matikan Ali Jassim, Kans Menang Indonesia atas Irak Membesar
Ali Jassim adalah momok yang patut diwaspadai Indonesia dari Irak. Kehadiran Rafael Struick hadirkan asa bagi Indonesia.
Dalam enam bulan terakhir, Indonesia sudah tiga kali jumpa dengan Irak. Rivalitas itu dimulai ketika kedua tim berjumpa pada pertandingan pembuka Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026, November lalu. Kemudian, laga ulangan tercipta pada pertandingan perdana Grup A Piala Asia 2023 pada Januari ini.
Pada dua pertemuan antartim senior itu, Irak selalu berhasil mengalahkan Indonesia. Skor 5-1 dihasilkan Irak ketika menjamu Indonesia di Basra, kemudian ”Singa Mesopotamia” kembali mempecundangi Indonesia 3-1 di Doha, Qatar.
Duel ketiga Indonesia versus Irak akan tersaji pada laga perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024, Kamis (2/5/2024) pukul 22.30, di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha. Meski mayoritas pemain yang bakal berlaga di Piala Asia U-23 tidak tampil di dua pertandingan sebelumnya, sejumlah pemain andalan kedua tim adalah mereka yang sudah saling memahami kekuatan satu sama lain.
Di kubu Indonesia, Pratama Arhan, Rafael Struick, dan Witan Sulaeman sudah merasakan tampil di dua laga Timnas Indonesia senior menghadapi Irak. Bek Rizky Ridho selalu tampil sejak menit awal di dua gim itu, tetapi Ridho absen pada perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 akibat hukuman kartu merah.
Baca juga: ”Garuda Muda”, Jangan Lagi Berujung Penyesalan
Marselino Ferdinan, penyerang sayap Indonesia, adalah pemain Indonesia yang mencetak gol ke gawang Irak di Piala Asia 2023 lalu. Kegemilangan Marselino bisa menjadi bekal Indonesia untuk meraih kemenangan dan menyegel tiket pamungkas otomatis wakil Asia ke Olimpiade Paris 2024.
Namun, sebelum membahas kekuatan Indonesia, skuad ”Garuda Muda” juga perlu mencari antitesis dari permainan Irak. Tanpa diragukan lagi, penyerang sayap kiri Ali Jassim adalah pusat gravitasi dari strategi menyerang Irak.
Pemain klub Irak, Al-Quwa Al-Jawiya, itu adalah anggota skuad inti termuda Timnas Irak senior sejak akhir 2023. Ia pun telah membantu Irak tampil di Piala Dunia U-20 2023.
Jassim adalah sosok ”penghancur” pertahanan Indonesia pada duel di Basra. Ia menyumbang dua asis pada dua gol terakhir Irak sehingga Indonesia pulang dengan kepala tertunduk akibat kekalahan mutlak 1-5.
Kedua tim akan melakukan yang terbaik, jadi saya harap AFC bisa membantu laga berjalan dengan penuh respek. Pemain respek ke wasit, wasit pun menghormati pemain, pelatih, dan staf pelatih.
Ia juga bermain penuh pada pertemuan di Piala Asia 2023 lalu. Secara total, Jassim selalu bermain 90 menit di dua gim kontra Indonesia. Itu membuat pemain setinggi 1,78 meter itu sudah paham betul permainan Indonesia.
Baca juga: Puji Semangat Tim U-23, Presiden Optimistis ”Garuda Muda” Melaju ke Olimpiade Paris
Di sisi lain, Jassim akan menghadapi Indonesia U-23 yang tidak memiliki satu pun pemain belakang berpengalaman menghadapi dirinya. Justin Hubner tampil pada laga Indonesia versus Irak di Piala Asia, tetapi Justin bertugas sebagai gelandang bertahan.
Unggul statistik
Di Piala Asia U-23 2024, Jassim pantas disebut sebagai pemain yang paling menonjol secara individu. Ia mampu seorang diri ”menggendong” Irak tampil hingga babak semifinal.
Sempat tumbang dari Thailand pada laga pembuka fase grup, Jassim menunjukkan pengalamannya tampil di sejumlah ajang internasional untuk membantu Irak mengalahkan Tajikistan dan Arab Saudi. Gol tunggalnya ke gawang Vietnam melalui eksekusi titik putih pula yang memastikan langkah Singa Mesopotamia ke semifinal.
Catatan statistik Jassim amat ”harum”. Ia adalah salah satu pencetak gol terbanyak sementara Piala Asia U-23 2024 dengan koleksi tiga gol. Meskipun ketiga golnya itu berasal dari eksekusi penalti, pergerakan dan operan Jassim membuat pemain lawan membuat pelanggaran di kotak penalti mereka.
Jassim juga menjadi pemain yang paling banyak mencatatkan tembakan, sekaligus tembakan mengarah ke gawang di Qatar 2024. Ia telah menciptakan 17 tembakan pada lima pertandingan. Dari jumlah itu, delapan tembakan di antaranya tepat sasaran. Tidak ada pemain lain yang bisa menyaingi koleksi tembakan mengarah ke gawang milik Jassim itu.
Baca juga: Tanpa Rizky Ridho, Indonesia U-23 Kehilangan Besar Saat Lawan Irak
Kemampuan melepaskan tembakan itu umumnya diawali dari aksi individunya untuk melewati lawan. Jassim bisa mengelabui lawan dalam situasi satu lawan satu, baik melalui gocekan maupun keunggulan kecepatan saat mendribel bola. Itu membuat Jassim amat sulit dihentikan.
Ia pun memiliki pemahaman taktikal yang apik. Jassim memulai laga di sisi kiri, tetapi bisa bergerak ke tengah dan terkadang pula menyisir pertahanan lawan dari sudut kanan lini serang Irak.
Pemain berusia 20 tahun itu bisa mengisi semua posisi gelandang serang pada taktik 4-2-3-1 yang diterapkan timnya. Hal itu membuat Jassim amat berperan besar dalam kreasi serangan Irak. Ia telah mencatatkan 10 operan kunci dan dua asis.
Ketika mayoritas penyerang hanya menunggu operan final. Jassim justru terlibat aktif dalam proses serangan Irak. Ia adalah penyerang dengan catatan operan terbanyak di Piala Asia U-23 2024. Secara total, Ali telah melakukan 194 operan atau 39 operan per gim.
Di skuad Irak, kuantitas operan Jassim hanya kalah dari bek Zaid Tahseen yang menjadi pendistribusi awal bola dari lini belakang. Tahseen mencatatkan 291 operan.
Meski sulit menghadang Jassim, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong bisa belajar dari cara Thailand dan Jepang untuk meredam Jassim. Tidak hanya menempatkan satu pemain untuk membayangi Jassim, kedua tim itu juga meminimalkan aliran bola ke Jassim.
Baca juga: Meski Berat, Indonesia Diyakini Bisa Taklukkan Irak
Cara itu bisa dilakukan dengan pressing intens kepada pemain belakang dan tengah Irak yang menjadi pengatur serangan. Di belakang, Tahseen kerap memberikan operan panjang diagonal mengarah ke Jassim. Muhtadher Mohammed, gelandang dan kapten Irak, adalah pengatur serangan timnya di lini tengah.
Di luar persiapan taktikal itu, Shin berharap perangkat pertandingan yang ditunjuk Konfederai Sepak Bola Asia (AFC) bisa menampilkan performa yang tidak merugikan kedua tim.
”Kedua tim akan melakukan yang terbaik, jadi saya harap AFC bisa membantu laga berjalan dengan penuh respek. Pemain respek ke wasit, wasit pun menghormati pemain, pelatih, dan staf pelatih,” kata Shin dalam konferensi pers jelang laga, Rabu (1/5/2024), di Doha.
Resep Indonesia
Di sisi lain, kehadiran kembali Rafael Struick akan membantu Indonesia untuk bisa mengoptimalkan permainan transisi serangan balik cepat yang gagal diterapkan pada duel semifinal.
Rafael bisa menahan bola untuk menunggu pergerakan rekan setimnya maju ke depan. Ia pun piawai melakukan operan satu-dua cepat dengan Marselino dan Witan di lini depan.
Pergerakan cair Rafael, Marselino, dan Witan sebagai trisula lini depan untuk saling bertukar posisi terbukti sulit dibendung oleh lawan-lawan, seperti Australia, Jordania, dan Korea Selatan. Skema itu yang tidak terlihat ketika Ramadhan Sananta mengisi posisi Rafael di laga kontra Uzbekistan.
Rafael juga merupakan pemain Indonesia dengan akurasi tembakan terbaik, yaitu 50 persen. Rafael menciptakan enam tembakan mengarah ke gawang dari 12 percobaan tembakan.
”Rafael tidak bermain di semifinal sehingga itu membantunya untuk pulih secara fisik lebih baik,” tutur Shin.
Operan cepat di depan kotak penalti serta kombinasi umpan-umpan jauh yang membelah garis antarlini pertahanan Irak bisa menjadi ramuan utama Indonesia memburu gol. Jepang telah membuktikan, meski kalah postur tubuh dengan bek Irak, mereka memanfaatkan dengan baik keunggulan kecepatan.
Pelatih Tim U-23 Irak Radhi Shenaishil mengakui, Indonesia adalah tim yang telah dipantaunya sejak awal turnamen. Ia menilai permainan Indonesia berkembang dari gim ke gim.
”Indonesia adalah tipikal tim-tim Asia yang memiliki transisi sangat cepat. Kami harus hati-hati untuk menghentikan mereka,” kata Shenaishil.
Satu lagi, demi memperbesar kans merebut tiket ke Olimpiade Paris, Indonesia wajib berusaha keras mencetak gol lebih dulu di babak pertama.
Kalian bisa, Garuda Muda!