Swiatek dan Sabalenka Berebut Lagi Gelar Juara Madrid
Gelar juara tunggal putri WTA Madrid akan diperebutkan kembali Iga Swiatek dan Aryna Sabalenka. Ini ulangan final 2023.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MADRID, KAMIS-Dua petenis tunggal putri terbaik, Iga Swiatek dan Aryna Sabalenka, akan memperebutkan gelar juara turnamen WTA 1000 Madrid. Ini menjadi ulangan final turnamen yang sama pada 2023 ketika Sabalenka menjadi juara.
Swiatek, ranking teratas dunia, lebih dulu mendapatkan tiket final setelah menang atas Madison Keys pada semifinal. Dalam pertandingan di Stadion Manolo Santana, La Caja Magica, Madrid, Spanyol, Kamis (2/5/2024) sore waktu setempat, Swiatek menang dengan skor 6-1, 6-3 setelah bertanding selama satu jam 10 menit.
Kemenangan yang bagus, saya bermain dengan solid. Saya puas dengan performa tadi.
Lawan petenis Polandia itu untuk final dipastikan pada tengah malam setelah Sabalenka mengalahkan Elena Rybakina 1-6, 7-5, 7-6 (5). Sabalenka menang dalam pertandingan yang berlangsung lebih lama satu jam 17 menit dari laga yang dimenangi Swiatek.
Perjalanan Swiatek dan Sabalenka dalam lima pertandingan menuju final memang berbeda. Swiatek menang dua set dalam empat pertandingan, sedangkan Sabalenka hanya sekali menang dalam dua set.
“Kemenangan yang bagus, saya bermain dengan solid. Saya puas dengan performa tadi,” komentar Swiatek.
Meskipun Swiatek lebih solid dalam bermain di lapangan tanah liat, seperti di Stadion Manolo Santana, dia tetap tak bisa meremehkan Sabalenka. Petenis ranking kedua dunia itu selalu bisa keluar dari tekanan, khususnya, saat tampil di Madrid. Dia bangkit setelah kehilangan set pertama saat melawan Rybakina, juga, ketika melawan Danielle Collins pada babak keempat.
Sabalenka mengatakan, kunci kemenangan atas Rybakina adalah ketika dia bisa memperbaiki servisnya yang buruk pada set pertama. Ketika servisnya lebih baik pada set kedua dan ketiga, dia bermain lebih nyaman, meski tak bisa dikatakan mudah untuk mengalahkan Rybakina yang telah memiliki tiga gelar juara pada 2024.
Rybakina, Sabalenka, dan Swiatek telah melahirkan persaingan di level atas sektor tunggal putri sejak 2022. Pertandingan yang mempertemukan dua di antara mereka selalu berlangsung ketat meski berlangsung dua set.
Persaingan Sabalenka-Rybakina sebelum mereka bertemu di Madrid misalnya, telah berlangsung sembilan kali. Sabalenka unggul 6-3, tetapi tiga kemenangan Rybakina didapat pada empat pertemuan terakhir.
Sebaliknya, Sabalenka tertinggal 3-6 dari Swiatek, tetapi menang dalam pertemuan terakhir yang berlangsung di final, yaitu di Madrid 2023. Saat itu, Sabalenka menang dengan skor 6-3, 3-6, 6-3.
Ulangan persaingan Sabalenka dan Swiatek pada final WTA Madrid, yang akan berlangsung Sabtu, menjadi pertemuan pertama mereka pada 2024. Swiatek mengatakan, dia tidak memikirkan yang terjadi di Madrid pada 2023, tetapi senang dengan akan terjadinya final melawan pemain top dunia.
Juara pertama kali
Dari persaingan tunggal putra di tempat yang sama pada turnamen ATP Masters 1000, tiga dari empat semifinalis memiliki kesempatan menjuarai turnamen di lapangan tanah liat untuk pertama kalinya. Mereka adalah Felix Auger-Aliassime yang akan melawan Jiri Lehecka dan Taylor Fritz. Satu-satunya yang pernah menjuarai turnamen tanah liat adalah Andrey Rublev yang akan menjadi lawan Fritz pada semifinal, Jumat.
Rublev memiliki lima gelar juara dari lapangan berkarakter lambat tersebut, salah satunya dari level ATP Masters 1000 di Monte Carlo pada 2023. Dia lolos ke semifinal setelah mengalahkan juara Madrid Masters dalam dua tahun terakhir, Carlos Alcaraz, adapun Fritz menang atas Francisco Cerundolo.
Auger-Aliassime dan Lehecka mendapat kemenangan serupa untuk mendapatkan tiket semifinal, yaitu karena lawannya cedera. Auger-Aliassime menang tanpa bertanding atas unggulan teratas, Jannik Sinner, yang mengalami cedera pinggul. Sementara, Daniil Medvedev, yang menjadi lawan Lehecka mundur setelah kalah 4-6 pada set pertama. Medvedev mengalami cedera paha yang membuatnya sulit bergerak ke arah kanan.
“Tentu saja, ini bukan cara memenangi pertandingan yang diinginkan. Tidak mudah melihat lawan mundur karena cedera. Namun, saya tetap harus fokus pada diri sendiri,” ujar Lehecka yang mengalahkan Rafael Nadal pada babak keempat.
Lehecka, ranking ke-31 dunia, dan Auger-Aliassime (35) menjadi semifinalis dengan ranking terendah. Posisi mereka berada di bawah Rublev yang berperingkat kedelapan dunia serta Fritz di posisi ke-13. Namun, keempatnya memiliki kesamaan, yaitu tampil untuk pertama kalinya pada semifinal Madrid Masters. (AP/AFP)