Momentum Tim Putri Indonesia Petik Pelajaran dari Tim Level Dunia
Mayoritas peserta Piala Asia Putri U-17 2024 di Bali merupakan tim level dunia. Indonesia bisa memetik banyak pelajaran.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Piala Asia Putri U-17 2024 yang digelar di Bali, 6-19 Mei, akan menjadi panggung laga tim-tim Asia yang juga berlevel dunia. Persaingan pun dipastikan akan ketat seiring tersedianya tiket ke Piala Dunia Putri U-17 untuk tiga tim terbaik di Piala Asia. Bagi Indonesia, ini menjadi momentum memetik pelajaran dan pengalaman sebanyak-banyaknya untuk perkembangan sepak bola putri.
Piala Asia Putri U-17 edisi kesembilan akhirnya kembali digelar sejak terakhir dilaksanakan pada 2019 atau lima tahun lalu di Thailand. Kompetisi untuk pesepak bola remaja putri yang diselenggarakan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ini sebenarnya merupakan ajang dua tahunan. Namun, edisi kesembilan yang sempat ditunda ke tahun 2022 ini akhirnya dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Pada edisi kali ini, delapan tim akan bersaing, termasuk Indonesia yang menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Status sebagai tuan rumah juga membuat Indonesia otomatis lolos ke putaran final, tanpa perlu mengikuti kualifikasi.
Indonesia akan bersaing dengan tiga tim terbaik pada Piala Asia 2019. Tiga tim ini yaitu juara bertahan Jepang, runner-upKorea Utara, dan peringkat ketiga China. Empat tim lainnya melewati dua babak kualifikasi, yaitu Australia, Korea Selatan, Thailand, dan Filipina.
China, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand adalah empat tim yang lolos ke sembilan edisi Piala Asia U-17 hingga saat ini. Adapun tiga tim mantan juara, yakni Korea Utara, Jepang, dan Korea Selatan, mengincar kemenangan berulang.
Jepang merupakan tim tersukses di Piala Asia U-17 dengan raihan empat gelar juara. Tim berjulukan ”Nadeshiko” ini meraih gelar pada edisi perdana 2005, lalu dua gelar beruntun pada 2011 dan 2013 serta 2019.
Tidak mudah untuk menang di Asia, tapi kami ingin lolos ke Piala Dunia, memenangi Piala Asia dan memenangi hati orang-orang yang menonton kami.
Duo Korea menyusul Jepang dalam raihan gelar juara. Korea Utara tiga kali menjuarai Piala Asia U-17 pada 2007, 2015, dan 2017. Tim ini selalu mencapai final dalam setiap partisipasinya di Piala Asia. Sementara Korea Selatan sekali mencicipi trofi juara pada edisi 2009.
China, Thailand, Australia juga secara bergantian menembus semifinal. Namun, langkah ketiga tim ini selalu terhenti pada babak empat besar tersebut. China pun harus puas dengan empat kali menempati peringkat ketiga, sedangkan Thailand sekali finis sebagai posisi ketiga dan dua kali sebagai peringkat keempat. Adapun Australia dua kali menempati peringkat keempat.
Artinya, enam dari delapan tim peserta Piala Asia U-17 2024 telah berpengalaman dalam kompetisi ini. Tim-tim ini juga mampu bersaing menembus semifinal, final, hingga menjadi juara.
Tim-tim pesaing Indonesia di Piala Asia U-17 juga sudah berada di level dunia. Korea Utara, tim terbaik di dunia dalam kategori usia ini, menjuarai Piala Dunia U-17 pada edisi 2008 dan 2016. Hanya Spanyol yang menyamai torehan dua gelar Korea Utara itu.
Korea Selatan juga pernah mencicipi gelar juara Piala Dunia U-17 2010. Begitu pula dengan Jepang yang keluar sebagai juara pada edisi 2014.
Pelatih tim putri Jepang U-17, Shirai Sadayoshi, meyakini persaingan di Piala Asia akan kompetitif dan semua laga akan berjalan sulit. Namun, mereka datang ke Indonesia dengan tekad tinggi, yakni menjadi juara untuk memastikan tiket ke Piala Dunia.
”Tidak mudah untuk menang di Asia, tapi kami ingin lolos ke Piala Dunia, memenangi Piala Asia dan memenangi hati orang-orang yang menonton kami,” kata Sadayoshi dalam laman resmi Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Kehadiran tim-tim berlevel dunia ini menjadi momentum Indonesia untuk memetik pelajaran dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Apalagi, jika dibandingkan tim peserta lain, persiapan Indonesia paling singkat dengan skuad paling terakhir terbentuk. Dua bulan lalu, saat tim lain sudah memiliki kerangka tim dan menjalani berbagai uji coba, Indonesia masih perlu melakukan seleksi.
Kendati demikian, sejak awal ada tujuan lebih besar dari pembentukan timnas U-17 dan keikutsertaan di Piala Asia. Ini menjadi langkah awal dari itikad PSSI untuk mengembangkan sepak bola putri di Tanah Air. Sebelumnya, PSSI menunjuk pelatih asal Jepang, Satoru Mochizuki, untuk menangani tim putri senior dan semua level umur.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, penunjukan Satoru tak lepas dari rekam jejaknya yang bagus di sepak bola putri Jepang. Satoru merupakan bagian dari staf kepelatihan timnas Jepang saat menjuarai Piala Dunia 2011 dan menempati peringkat kedua Olimpiade London 2012.
Erick menambahkan, Satoru bertekad untuk membangun sepak bola putri Indonesia secara bertahap. Pembangunan tidak hanya akan berfokus pada level timnas, tetapi juga akar rumput. Pelatih berusia 59 tahun ini pun akan turut membantu membangun sistem kepelatihan sepak bola putri.
Piala Asia U-17 2024 akan menjadi debut Satoru sebagai pelatih tim putri Indonesia. PSSI memang tidak memasang target karena ingin memberikan kesempatan terlebih dahulu bagi Satoru. Namun, Satoru dapat memanfaatkan kompetisi tersebut untuk ”berbelanja masalah” dan melihat bagaimana realitas posisi Indonesia dibandingkan dengan timnas yunior Asia lainnya.
Paling tidak, semua pelajaran dan pengalaman yang diraih Indonesia di Piala Asia nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan sepak bola putri Tanah Air. Semangat, ”Garuda Pertiwi”!