Akankah pujian Presiden AS Donald Trump atas langkah Presiden Palestina Mahmoud Abbas menjadi pertanda soal Palestina-Israel segera selesai.
Pertanyaan ini wajar mengingat persoalan dua negara Israel dan Palestina menjadi simpul utama penyelesaian politik di Timur Tengah. Tak terhitung upaya yang dilakukan masyarakat internasional menyelesaikan masalah ini. Perundingan Israel-Palestina yang digagas Menteri Luar Negeri AS John Kerry tahun 2014 gagal karena Israel tak mau menghentikan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
Presiden Trump berkomitmen akan membantu Israel dan Palestina mencapai perdamaian. Dalam pertemuan di Gedung Putih, Washington, Rabu (3/5), Trump memuji langkah Abbas yang menghentikan pendidikan anak-anak Palestina untuk membenci Israel. Bahkan, Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Jordania, akhir Maret lalu, menyiratkan kesediaan dunia Arab berhubungan dengan Israel. Syaratnya, negara Yahudi ini mengakui negara Palestina dengan wilayah di atas tanah tahun 1967, dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kota.
Saat hadir pada peringatan hari kemerdekaan Israel, Selasa (2/5), Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, Presiden Trump serius ingin memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem. Sesuai hasil KTT Liga Arab, warga Palestina menginginkan Jerusalem Timur menjadi ibu kota.
Sehari setelah Trump bertemu Abbas, PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, Abbas telah berbohong kepada Presiden Trump. ”Saya dengar kemarin Mahmoud Abbas mengatakan bahwa murid-murid di Palestina diajari soal perdamaian. Itu tidak benar,” ujarnya.
Perbedaan sikap Trump dan Pence serta pernyataan Netanyahu mengindikasikan penyelesaian masalah Palestina-Israel butuh waktu. Berapa lama dan kapan, semua bergantung pada sikap AS karena hanya AS-lah yang dapat memaksa kedua negara untuk patuh.
Pernyataan Hamas, salah satu kelompok perlawanan di Palestina, yang menerima batas negara setelah perang 1967, membuat Abbas sedikit leluasa. Menurut Abbas, pertemuannya dengan Trump memunculkan harapan perdamaian. ”Saya berharap AS dapat menjadi mediator yang baik,” katanya.
Harapan Abbas adalah harapan masyarakat dunia, khususnya kawasan Timur Tengah. Kita menunggu langkah Trump dalam upaya mewujudkan perdamaian di kawasan. Meski masih terlalu jauh untuk berharap, setidaknya harapan perdamaian muncul kembali di tengah ketegangan di kawasan oleh ancaman terorisme ini.
