Dukungan dana yang terlambat selalu terjadi dalam pelaksanaan kejuaraan olahraga multicabang, baik di SEA Games, Asian Games, maupun Olimpiade.
Akibat dukungan dana yang terlambat, tim karateka dan tim olahraga panjat terancam batal mengikuti kejuaraan internasional. Tim karate terancam batal mengikuti kejuaraan karate Asia di Kazakhstan, sedangkan tim olahraga panjat terancam batal berangkat ke Swiss dan Perancis untuk mengikuti uji coba di Seri Kejuaraan Dunia Olahraga Panjat di kedua negara itu.
Tahun ini, keterlambatan dukungan dana bahkan membuat pembayaran honor seluruh atlet, pelatih, dan staf Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) sempat macet. Sebelumnya, keterlambatan dana juga terdengar dari beberapa cabang yang menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas) di dalam negeri, seperti panahan, tinju, dan tenis. Bahkan, beberapa cabang membiayai sendiri pelatnas yang digelar untuk SEA Games 2017 ini. Ryan Lalisang, misalnya, rela mengeluarkan biaya untuk ikut lomba boling di Singapura.
Menurut Asisten Deputi Olahraga Prestasi Kemenpora Chandra Bhakti, dari 30 rencana kegiatan atlet ke luar negeri untuk persiapan SEA Games 2017, baru 10 kegiatan yang mendapat persetujuan Sekretariat Negara. Keterlambatan keluarnya persetujuan umumnya karena masalah administrasi, seperti data atlet yang salah, kurang lengkap, dan tidak tepat.
Selain harus mendapat izin dari Sekretariat Negara, untuk pencairan dana, Kementerian Keuangan menerapkan kebijakan sistem aplikasi. Menurut Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto, Kemenpora belum memaksimalkan layanan dalam jaringan (daring/online) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Dengan persiapan yang jauh dari sempurna ini, rasanya sulit berharap penampilan atlet di SEA Games 2017 akan maksimal. Target meraih 50-60 medali emas di Kuala Lumpur dan target 10 medali emas di Asian Games 2018 akan sulit dicapai.
Padahal, pada SEA Games 2011, Indonesia meraih 181 medali emas dan menjadi juara umum. Namun, dua tahun berselang pada SEA Games 2013 Myanmar, Indonesia menempati posisi keempat dengan 64 medali emas. Bahkan, di SEA Games 2015 Singapura, Indonesia menghuni peringkat kelima dengan 47 medali emas.
Penampilan atlet di SEA Games akan menjadi tolok ukur pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta. Bagi atlet di hampir semua cabang olahraga, setahun bukanlah waktu yang panjang untuk memperbaiki prestasi. Apalagi, persiapan penyelenggaraan Asian Games juga diwarnai gejolak yang tidak membangkitkan semangat atlet untuk bertanding habis-habisan.