Lewat deklarasi Negara Islam di Irak dan Suriah, kemunculan Abu Bakar al-Baghdadi menginspirasi terorisme dan kekerasan dunia.
Tidak heran apabila berita kematiannya memunculkan banyak spekulasi. Bulan lalu, militer Rusia mengklaim telah menewaskan Al-Baghdadi pada serangan 28 Mei 2017 di Raqqa, Suriah. Namun, saat itu, Amerika Serikat meragukan berita kematian Al-Baghdadi karena Rusia tidak dapat menunjukkan bukti-bukti kematiannya.
Berita kematian Al-Baghdadi kembali mencuat menyusul direbutnya kota Mosul oleh pasukan Pemerintah Irak. Namun, di mana, kapan, dan bagaimana dia tewas, belum ada pernyataan resmi, termasuk dari NIIS.
Rumor kematian Al-Baghdadi sudah sering terdengar sejak mengumumkan berdirinya khilafah di Mosul, Irak, pada 2014. Hingga kini, tidak ada satu pun yang dapat mengonfirmasi kematian Al-Baghdadi, termasuk dari Pemerintah Irak ataupun kelompok Kurdi.
Direktur Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), sebuah lembaga berbasis di London, Inggris, Rami Abdulrahman mengonfirmasi kematian Al-Baghdadi. Ia mengatakan diberi tahu sumber-sumber NIIS bahwa Al-Baghdadi telah tewas, tetapi mereka tidak merinci kapan, di mana, dan bagaimana dia tewas.
Pemerintah AS menjanjikan hadiah 25 juta dollar AS bagi yang dapat menangkap Al-Baghdadi. Hadiah yang sama akan diberikan AS kepada siapa pun yang dapat menangkap Osama bin Laden dan penggantinya, Ayman al-Zawahiri.
NIIS di Irak saat ini memang menguasai tiga kota, yakni Tal Afar, Hawijah, dan al Qaim (perbatasan Irak-Suriah). Bahkan, Tal Afar akan dijadikan pusat kekuasaan NIIS yang baru menyusul jatuhnya Mosul dan terkepungnya kota Raqqa di Suriah.
Apabila berita kematian Al-Baghdadi benar, para pengamat menyatakan, tidak jelas siapa yang bisa menggantikannya. Namun, sebagian pengamat menyebut nama Iyad al-Obaidi dan Ayad al-Jumaili bisa menggantikan posisi Al-Baghdadi untuk menjadi khilafah bagi umat Muslim di dunia.
Tentara Irak menyebutkan, sekelompok jihadis, Rabu, meledakkan menara miring Mosul dan masjid yang berdekatan, tempat Abu Bakar al-Baghdadi pada 2014 menyatakan dirinya sebagai khilafah. Namun, peledakan itu tidak menunjukkan apa-apa, kecuali para jihadis itu ingin menghancurkan semua ikon di Mosul.
Ketidakjelasan kematian Al-Baghdadi bisa jadi hanya sebuah strategi para jihadis untuk mengalihkan perhatian dunia agar mereka dapat membangun kekuatan di tiga kota yang masih dikuasainya di perbatasan Irak dan Suriah.