Apakah memang Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak menginginkan terciptanya dunia yang aman, tenteram, dan damai?
Pertanyaan tersebut kita ajukan karena Trump memutuskan untuk menolak menyatakan bahwa Iran memenuhi syarat-syarat kesepakatan nuklir 2015. Sangat masuk akal kalau setelah Trump menyatakan sikapnya itu, muncul tudingan bahwa orang nomor satu AS itu telah menciptakan krisis internasional.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pernyataan Trump itu sama saja artinya dengan orang nomor satu AS itu tidak memercayai Iran. Padahal, kepercayaan merupakan unsur yang paling penting dalam hubungan antarnegara. Karena itu, tidak berlebihan kalau mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan secara tegas bahwa Trump telah menciptakan krisis internasional.
Sebenarnyalah, sejak semula, bahkan di zaman kampanye presiden, Trump sudah tidak mendukung kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Trump menyebut kesepakatan itu sebagai ”memalukan” dan ”kesepakatan paling buruk yang pernah ada”. Karena itu, dalam kampanyenya, Trump mengatakan akan ”merundingkan ulang” atau ”membongkar”-nya.
Pertanyaan kita adalah apakah Trump tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa kesepakatan nuklir yang dicapai P5-1 (China, Perancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman) yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) bukanlah semata-mata (negara-negara) Trans- Atlantik. Akan tetapi, kesepakatan itu merupakan hasil dari usaha kolektif untuk meredakan tantangan global. Tantangan global dalam hal ini adalah perang nuklir.
Ketika pada akhirnya Iran bersedia untuk menandatangani kesepakatan itu, yang berarti Iran setuju menghentikan program pengembangan senjata nuklir, sebenarnya ini merupakan langkah besar. Iran bersedia menghentikan programnya itu dengan imbalan sanksi ekonomi atas negara itu dicabut.
Akan tetapi, sekarang, kesepakatan itu—karena dihasilkan oleh pendahulunya, yakni Presiden Barack Obama—telah dicederai oleh Trump. Karena itu, kalau negara-negara sekutu AS di Eropa khawatir terhadap dampak keputusan Trump itu, hal tersebut sangat bisa dipahami. Mereka sudah membayangkan bahwa dampak dari keputusan Trump itu sangat besar. Yang pertama adalah Iran, tentu merasa dikhianati dan akan muncul reaksi yang sulit dibayangkan.
Kini menjadi semakin jelas bahwa AS dengan Trump sebagai presidennya terlihat hanya mementingkan diri sendiri. Tidak peduli dengan kondisi dunia. Keputusan Trump bisa menimbulkan ketegangan baru, yang pertama dan utama, di kawasan Timur Tengah dan Teluk, dan dunia, pada umummya. Karena tiadanya saling percaya.