Inklusi Keuangan Melalui Keuangan Mikro Syariah di Indonesia
Kredit yang lemah menjadi alasan utama bagi mereka untuk tidak dilayani. Hal ini membuktikan bahwa sistem keuangan itu sendiri jauh dari keterjangkauan untuk semua dan tidak dirancang untuk menyesuaikan dengan populasi berpenghasilan rendah.
Menyadari fakta ini dan kebutuhan untuk menanggapinya secara efisien dan proaktif, Bank Dunia serta mitra sektor publik dan swasta bekerja sama untuk membangun Akses Keuangan Universal/Universal Financial Access pada 2020 (UFA2020) untuk mempromosikan inklusi keuangan. UFA2020 bertujuan memungkinkan setidaknya satu miliar orang mendapatkan akses ke akun transaksi melalui inisiatif spesifik yang ditargetkan.
Kita dapat melihat bangkitnya industri keuangan mikro untuk melayani demografis yang tidak terwakili dan tidak terlayani untuk mendorong inklusi keuangan yang lebih baik. Inklusi keuangan merupakan kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Membantu orang miskin dengan layanan dan fasilitas keuangan mikro dapat membantu mereka mengelola risiko, membangun aset, mengurangi ketimpangan pendapatan, dan hal ini pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Melihat konteks yang lebih luas dalam memastikan keberlanjutan ekonomi, kesenjangan pendapatan harus dikurangi sebagaimana kemampuan memberikan dukungan ekonomi kepada berbagai sektor demografis. Dengan demikian, inklusi keuangan merupakan solusi terbaik dan cara yang lebih baik untuk memberikan akses yang lebih baik terhadap inklusivitas keuangan daripada pembiayaan mikro. Industri keuangan mikro merupakan industri yang berkembang pesat dan memberikan dukungan terhadap sistem ekonomi karena lebih tahan daripada sektor perbankan tradisional.
Mengajukan demografis yang tak terwakili dan tidak terlayani juga memiliki implikasi penting di bidang kebijakan keuangan. Inklusi keuangan yang lebih baik akan mengubah cara perusahaan, korporat, dan konsumen menanggapi pemicu keuangan dan pada akhirnya memengaruhi efisiensi kebijakan moneter. Kenyataannya, inklusi yang lebih besar akan mendorong tingkat suku bunga menjadi alat kebijakan yang lebih efektif untuk memudahkan pemeliharaan stabilitas harga. Menggunakan suku bunga sebagai alat kebijakan utama hanya bisa terjadi dengan inklusi keuangan yang lebih besar.
Keuangan mikro syariah dan kemiskinan
Seiring dengan ASEAN yang terus memperkuat posisinya sebagai pusat kekuatan ekonomi yang sedang berkembang, negara anggotanya harus terus mencari cara inovatif untuk membuka potensi ekonomi kawasan ini. ASEAN merupakan rumah bagi lebih dari 60 persen populasi Muslim dunia. Kawasan ini tergolong ekonomi terbesar ketujuh dunia dengan perpaduan ekonomi yang baik yang bervariasi dalam hal ukuran, tahapan pembangunan, dan struktur ekonomi.
Mengeksplorasi prinsip dan fasilitas keuangan mikro syariah di ASEAN akan membawa keuntungan yang signifikan dalam hal keterlibatan dan pengaktifan masyarakat berpenghasilan rendah untuk berkontribusi terhadap perekonomian. Keuangan mikro syariah melayani dua industri yang berkembang pesat: keuangan mikro dan keuangan Islam. Lembaga ini memiliki potensi untuk memenuhi permintaan massa sekaligus menggabungkan prinsip sosial Islam untuk memperhatikan orang-orang yang kurang beruntung dalam memberikan akses dan opsi keuangan yang lebih baik.
Karena tujuan utama industri keuangan mikro adalah untuk mengurangi kemiskinan, maka keuangan mikro syariah merupakan cabang dari prinsip-prinsip keuangan Islam.
Pertumbuhan keuangan mikro syariah di kawasan ini didukung oleh upaya dan peran kuat, berkesinambungan, dan terpadu yang dilakukan oleh pemda. Banyak pemerintahan membuka pintu mereka untuk menyambut keuangan mikro syariah untuk digunakan secara lokal. Mereka juga belajar sekaligus berbagi pengetahuan dan praktik terbaik satu sama lain tentang cara terbaik meluncurkan keuangan mikro syariah guna memenuhi tuntutan lokal dan menanggapi dengan baik kebijakan dan peraturan setempat.
Dengan kemajuan dalam pengelolaan fasilitas ekonomi dan keuangan yang lebih banyak, keuangan mikro syariah juga memperluas jangkauannya tidak hanya untuk melayani masyarakat miskin, tetapi juga memberikan bantuan kepada usaha kecil menengah (UKM) yang sedang berjuang. UKM sekarang melihat pada keuangan mikro syariah untuk memperkuat ekosistem pembiayaannya—lebih banyak pilihan bagi UKM untuk meningkatkan aktivitas mereka. UKM dan perusahaan pemula yang tumbuh pesat merupakan tulang punggung ekonomi masa depan dalam hal penciptaan lapangan kerja, peluang, keberlanjutan, dan pertumbuhan ekonomi.
Di ASEAN, perusahaan pemula dan UKM ditetapkan sebagai kontributor ekonomi yang berkembang pesat pada abad yang akan datang dan ekosistem kewirausahaannya telah mencapai beberapa penilaian awal senilai 1 miliar dollar AS.
Mikro syariah di Indonesia
Industri keuangan mikro syariah di Indonesia mulai dengan agak lamban—kurang memiliki permintaan populer dan keahlian perbankan syariah pada awalnya. Namun, seiring berkembangnya industri, kita dapat melihat kian banyak upaya menyosialisasikan ekosistem keuangan mikro syariah yang sehat di Indonesia, didukung oleh industri keuangan Islam besar yang akan mencapai 2,7 triliun dollar AS pada akhir tahun 2017 secara global.
Peran keuangan mikro yang diperluas untuk juga mencakup UMKM adalah bukti tuntutan akan fasilitas keuangan mikro syariah agar memiliki lebih banyak produk dan layanan yang sesuai dengan syariah. Jika kita melihat suasana di Indonesia, berbagai lembaga terlibat dalam berbagai sektor kehidupan sosio-ekonomi. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan dua pemain utama keuangan mikro syariah serta berlaku di daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Lembaga keuangan mikro seperti BMT sangat penting dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia sebab kemiskinan telah jadi masalah pembangunan utama.
Apa hubungan WIEF dengan menyosialisasikan keuangan mikro syariah di Indonesia dan Asia Tenggara? WIEF menyediakan platform bagi negara dan lembaga keuangan untuk menyosialisasikan inklusi keuangan melalui keuangan mikro syariah. Hal ini sesuai keinginan WIEF untuk meningkatkan tujuannya menjadi platform untuk wacana bernilai netral dan instrumen penting untuk diplomasi multilateral antara ekonomi maju dan berkembang. Kami yakin masa depan keuangan mikro syariah tak terbatas. Sudah saatnya kita mendorong keuangan mikro syariah ke tingkat lebih tinggi.
Tun Musa Hitam, Ketua World Islamic Economic Forum (WIEF) Foundation