logo Kompas.id
OpiniSumpah Kebudayaan
Iklan

Sumpah Kebudayaan

Oleh
 DAMHURI MUHAMMAD
· 5 menit baca

Apabila merujuk pada alam pikiran Barat, silsilah linguistik kata ”budaya” lazim disebut dengan culture. Akar kata culture sama dengan cultivation, yang berarti ’menumbuhkan’ (growing) atau ’membudidayakan’ (cultivation). Dari sana kemudian ”budaya” dipahami sebagai budi dan daya.

Budi bisa bermakna ’kearifan’ (wisdom), tapi bisa pula berarti ’akal budi’, yang dalam tradisi filsafat Barat disebut reason. Jika ”budi”  dipahami sebagai ”kearifan”, maka ”budaya” akan bermakna; kearifan yang diberdayakan, yang terus ditumbuhkan, yang selalu bertenaga guna menggapai kemajuan. Kearifan yang tak diberdayakan akan tergeletak sebagai kearifan usang, sia-sia, dan tak berguna.

Tapi, kalau ”budi” dimaknai sebagai akal sehat—bukan akal yang sakit—maka ”budaya” dapat berarti pikiran yang tiada henti-henti dikerahkan, yang tiada sudah-sudah digunakan, yang senantiasa ditumbuhsuburkan guna meraih pencerahan. Akal budi yang tak diberdayakan akan terpelanting sebagai akal yang lapuk dalam keusangan. Akal yang tak ditumbuhkembangkan, alih-alih akan mengantarkan kita ke puncak kejayaan, justru akan membuat kita meringkuk di lubang kejahiliahan.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000