Pertemuan Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Mesir, Ahmad el-Tayeb di Vatikan mengirimkan pesan semangat persaudaraan yang sangat kuat.
Persaudaraan adalah kata kuncinya. Pertemuan kedua pemimpin umat beragama itu terlaksana karena adanya semangat persaudaraan di antara keduanya. Tanpa adanya lembaran semangat persaudaraan, mustahil pertemuan tersebut bisa terlaksana.
Karena itu, lewat pertemuan dan dialog tersebut, keduanya saling meneguhkan dalam membangun komunitas yang cinta damai, saling menghargai, dan toleran. Hal itu sangat penting sebab sejarah sudah memberikan demikian contoh buruk tentang komunitas yang tidak menghargai, bahkan tidak menghidupi, nilai-nilai tersebut.
Setiap kali dilakukan dialog agama atau antar-penganut agama-apalagi dialog antarpemimpin agama-setiap kali pula lahir kesadaran-kesadaran baru menyangkut kehidupan bersama sebagai hasil perenungan selama dialog.
Akan tetapi, kesadaran-kesadaran baru itu baru muncul apabila dialog dilakukan dengan penuh kejujuran. Sebab, dialog memang mengajak yang berdialog secara radikal untuk berani dan mau saling terbuka. Keterbukaan itu akan lebih terbangun jika ada saling memahami dan mengerti satu sama lain, terlebih hakikat spiritualnya dari dialog itu. Hal yang demikian itu terjadi dalam pertemuan dan dialog kedua pemimpin umat beragama itu.
Kedua pemimpin agama itu menyadari bahwa dunia dalam ancaman kanker terorisme. Kanker itu harus dilawan bersama-sama, seluruh umat beragama. Perlawanan bersama menjadi kata kunci dalam usaha memberantas terorisme, yang tidak hanya mengancam kehidupan, tetapi juga menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan.
Kerja sama akan terjadi, akan mewujud, apabila ada saling percaya di antara kedua belah pihak. Saling percaya itulah harus terus dibangun, dihidup-hidupkan, dan kemudian dipelihara oleh semua pihak, tidak hanya oleh para pemimpin beragama, tetapi juga umat beragama.
Namun, beragama saja tidak cukup. Yang lebih penting lagi adalah beriman. Dan, iman itu akan tecermin dari perbuatan, perbuatan baik-iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati-termasuk dalam hal ini membangun relasi dengan saling hormat menghormati antar-pemeluk agama yang sama ataupun yang beda.
Membangun relasi dengan saling hormat itulah yang telah ditunjukkan dalam pertemuan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Mesir, Ahmad el-Tayeb di Vatikan. Kita berharap bahwa semangat persaudaraan dari Vatikan itu akan mengalir ke segala penjuru dan menghidupi persaudaraan antar-umat beriman di mana pun. Tentu termasuk di Indonesia, utamanya.