Dana Moneter Internasional memprediksi, ekonomi nasional tahun 2018 dapat tumbuh 5,3 persen jika pemerintah menjaga momentum pertumbuhan.
Perkiraan lembaga keuangan dunia tersebut membesarkan hati di tengah kekhawatiran Indonesia akan mengalami pertumbuhan stagnan di sekitar 5,0 persen.
Tahun ini, bahkan konsumsi masyarakat tumbuh melambat setelah selama lebih dari 10 tahun menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Kepala Misi Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Indonesia Luis E Breuer menyebut, persyaratan untuk tumbuh di atas 5 persen ialah dukungan kebijakan moneter dalam menstabilkan harga dan peningkatan pertumbuhan ekonomi, sedangkan kebijakan fiskal membangun kembali bantalan untuk melindungi stabilitas. Disebutkan, keberlanjutan pertumbuhan ditentukan oleh reformasi pajak, produksi, tenaga kerja, dan pasar keuangan.
Bank Dunia juga memuji transformasi Indonesia. Dalam 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan secara nyata, ditandai oleh pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen per tahun hingga 2015. Jumlah orang miskin turun menjadi separuhnya dari 24 persen pada 1999 menjadi 11,3 persen pada 2014. Indonesia juga masuk menjadi anggota negara kaya dalam kelompok G-20.
Dengan modal itu, kita berharap pertumbuhan ekonomi akan membaik tahun depan dan dapat menghadapi guncangan yang mungkin terjadi, antara lain kemungkinan Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga acuan.
Kita mengharapkan ekonomi Indonesia tidak sekadar tumbuh, tetapi dapat tumbuh dengan berkualitas. Selain masalah ketimpangan dan melambatnya penurunan jumlah orang miskin, Indonesia membutuhkan basis industrialisasi yang kuat untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dan ekspor. Ini artinya, kebijakan pendidikan harus menunjang kebutuhan tenaga di sektor industri. Kita tidak boleh menoleransi terjadinya ketidaksesuaian antara kebutuhan dan pasokan tenaga kerja.
Hilirisasi komoditas, terutama pertanian, perlu menjadi prioritas karena alasan keberlanjutan serta ramah lingkungan. Agroindustri juga dapat meredam urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, jumlah penganggur di perkotaan justru lebih besar daripada di desa. Agroindustri di luar Jawa juga akan menurunkan ketimpangan antarwilayah.
Reformasi pajak memerlukan kearifan dalam menerjemahkan dan menerapkan. Pengambil kebijakan ekonomi di beberapa negara memilih melonggarkan pajak untuk mendorong tumbuhnya kegiatan usaha, terutama bagi usaha rintisan. Kita memang mengandalkan pajak untuk membiayai pembangunan dan pilihan kebijakan adalah memilih yang terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.