logo Kompas.id
OpiniBabak Baru Pakistan
Iklan

Babak Baru Pakistan

Oleh
· 2 menit baca

Menteri Kehakiman Pakistan Zahid Hamid mengundurkan diri menyusul bentrokan antara aktivis Tehreek-e-Labaik dan pasukan pemerintah. Bentrokan itu menyebabkan sedikitnya 6 orang tewas dan 150 orang terluka ketika polisi dan paramiliter membubarkan kelompok itu. Tehreek-e-Labaik (TLP) meminta PM Shahid Khaqan Abbasi memecat Zahid Hamid karena kebijakannya terkait pengambilan sumpah yang dianggap tak menghiraukan Nabi Muhammad dalam versi baru sumpah calon anggota parlemen. TLP mengklaim, sumpah itu diubah menjadi lebih longgar agar kelompok Ahmadiyah, minoritas di Pakistan, bisa ikut pemilu.Kantor berita resmi Pakistan (APP) memberitakan, Hamid telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada PM Abbasi, Minggu malam. Menyusul pengunduran diri Hamid, TLP pun mengakhiri demonstrasi yang sudah berlangsung hampir tiga pekan itu. "Permintaan kami telah dipenuhi," ujar Ejaz Ashrafi, juru bicara TLP. TLP adalah partai Islam yang bertujuan memberlakukan secara penuh syariat Islam di negaranya. Caranya mengikuti proses demokrasi dan ditempuh secara gradual, dan proses politik. TLP yang didirikan tahun 2015 di Karachi itu mendapat dukungan 7,6 persen suara pada pemilu di Peshawar, bulan lalu.Beberapa pengamat meragukan apakah partai-partai Islam akan dapat meraih dukungan mayoritas di Pakistan atau tidak. Akan tetapi, yang harus diingat, mereka tetap bisa menentukan hasil pemilu tahun depan.Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Partai Liga Muslim berhasil menahan dan menangkis serangan kelompok ultrareligius seperti TLP. Namun, keberanian TLP berunjuk rasa dan permintaan memecat anggota kabinet akan menggoyang pemerintahan. Kini, Liga Muslim menghadapi ujian lebih berat.Apakah kondisi Pakistan akan kembali bergejolak atau bahkan kembali ke era dominasi militer? Demonstrasi yang berbilang minggu, dan keberanian aktivis TLP mendatangi rumah pejabat Pakistan, menyisakan tanya: apakah mereka melakukan sendiri atau mendapat dukungan dari militer.Pakistan dikenal sebagai negara yang demokrasinya rentan karena militer yang cukup dominan. Selama 40 tahun sejak 1978, Zia Ul Haq dan Pervez Musharraf menguasai politik di Pakistan. Namun, Nawaz Sharif yang sipil mulai tampil dan merebut kursi PM di tahun 1990. Sharif yang kembali menjadi PM untuk ketiga kalinya tahun 2013 harus berhenti dari jabatannya lebih awal karena tuduhan korupsi. Setelah Sharif, giliran Menteri Keuangan Ishaq Dar mengundurkan diri karena dituduh korupsi. Melemahnya Liga Muslim (baca: sipil) membuat militer dan partai seperti TLP mendapat angin. Kita berharap Abbasi dapat mengatasi soal ini.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000