logo Kompas.id
OpiniKontroversi Jerusalem
Iklan

Kontroversi Jerusalem

Oleh
BROTO WARDOYO
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/OY4u1LftEqgTknTOC3VGzMO9Xg8=/1024x1470/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F12%2F493349_getattachment12026a1c-0cea-4c5d-9c03-e2303ad3454a484733.jpg
didie sw

Jerusalem merupakan salah satu agenda perdamaian paling rumit dalam konflik Palestina-Israel. Masalah Jerusalem memiliki tiga dimensi yang berkelindan menjadi satu. Dimensi pertama yang sifatnya materialis adalah batas. Perdebatan mengenai batas ini menjadi rumit karena kedua pihak sama-sama mengklaim Jerusalem bersatu, untuk merujuk pada Jerusalem Timur dan Jerusalem Barat sebagai ibu kota negara. Israel secara resmi mengadopsi UU Jerusalem tahun 1980 yang membuat negosiasi batas menjadi semakin sulit untuk dilakukan.

Kedua, masalah Jerusalem juga terkait pengungsi dan permukiman yang berkaitan dengan masalah identitas. Morris (2004) menjelaskan secara detail kebijakan Haganah dalam mengusir pemukim Arab dari berbagai wilayah, termasuk Jerusalem, dalam Perang 1948. Selama ini, Israel hanya mengakui eksistensi pengungsi pada mereka yang diusir paksa dalam perang ini, tanpa memasukkan mereka yang secara mandiri pindah karena takut akan jadi korban perang.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000