logo Kompas.id
OpiniKesalehan Politik Kewargaan
Iklan

Kesalehan Politik Kewargaan

Oleh
ZULY QODIR 
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7EWqfaetoUDSQkEX2ju_xJaLLkg=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2F502843_getattachment9d76cdfc-d2f9-410d-b570-d88cb5fa6f4a494226.jpg
TOTO SIHONO

Tahun 2018 merupakan tahun politik. Pilkada serentak akan segera dimulai. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah kantong suara dari kekuatan partai politik untuk saling berebut memenangkan kandidatnya. Kemenangan di tiga provinsi ini dipercaya sebagai simbol kemenangan menuju Pilpres 2019. Mungkinkah antar-kekuatan partai politik mengutamakan kesalehan dalam berpolitik sehingga tak membuat gaduh jagat politik nasional dengan isu-isu yang memungkinkan perpecahan secara sosial di masyarakat?

Will Kimlicka (2007) pernah menulis politik multikultural dengan menelisik tradisi yang terjadi di Quebec, Kanada, dan tradisi millet yang ada di Turki. Dalam pandangan Kimlicka, politik multikulutral adalah sebuah semangat untuk saling belajar, menghargai, berbagi, dan mengakomodasi berbagai tradisi yang berkembang dalam sebuah negara. Kanada dan Turki dikatakan berhasil menerapkan politik multikultural ketika itu. Sayang, Turki kini sarat konflik.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000