Pojok Baca di Kantor Polsek
Beberapa bulan lalu saya membawa anak-anak saya, berumur 3 dan 6 tahun, berkunjung di kantor polsek dekat rumah kami di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saya bermaksud mereka kenal dan tidak takut terhadap (figur) polisi.
Setiba di sana semula mereka takut, tetapi setelah kami disambut baik oleh polisi yang berjaga saat itu, kemudian menyilakan kami melihat-lihat pos jaga, mobil polisi, kolam ikan, dan ruang pojok baca di kantor polsek, anak-anak merasa senang. Mereka suka ruang baca di sana sebab ada koleksi buku anak-anak yang bagus dan fasilitas lain yang bikin mereka nyaman.
Kunjungan pertama kami meninggalkan kesan baik bagi anak-anak, dibuktikan dengan beberapa kali di akhir pekan mereka mengajak saya kembali mengunjungi kantor tersebut, khususnya ruang pojok bacanya. Benarlah slogan di spanduk polsek itu: ”Polsek adalah rumah warga; dekat, hangat, dan bersahabat”.
Namun, saat ini kesan baik itu tak lagi kami rasakan. Pada Minggu, 6 Mei lalu anak-anak mengajak saya ke sana. Saat itu gerbang tertutup, dua petugas bersenjata menggunakan rompi hitam dan helm berjaga di balik gerbang. Melihat itu, anak saya berkata, ”Kantor polisinya sudah tutup, enggak usah deh, Pak. Kita pulang saja.”
Saya tetap mencoba minta izin kepada petugas yang berjaga agar kami diizinkan masuk membawa anak-anak ke ruang pojok baca. Petugas secara tegas melarang kami masuk tanpa menjelaskan alasan.
Bapak Kepala Polsek Kelapa Gading, apakah kini ruang pojok baca di Polsek Kelapa Gading sudah tidak bisa lagi dimanfaatkan warga sebagaimana jalan umum di depan kantor polsek yang sudah hampir sebulan ditutup bagi warga? Bila demikian, sebaiknya spanduk ”Polsek adalah rumah warga, dekat, hangat, dan bersahabat” diperbarui saja, sebab tak lagi sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Nico Hansen Jl Kaparinyo, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara
Tertib
Menjelang Lebaran biasanya orang-orang kaya membagikan uang, kebutuhan pokok, atau bingkisan. Berdasarkan pengalaman yang bisa ”merebut” yang dibagi-bagikan itu adalah yang muda, kuat, dan mengandalkan sikutan.
Mohon ini ditertibkan untuk Lebaran pada tahun berikutnya. Jangan sampai yang lemah, miskin, tua, dan renta terinjak-injak. Akhirnya mereka malah tidak kebagian, menyingkir, dan merenungkan nasibnya.
Ada yang menggunakan girik dan didaftar dulu, ada yang tiba-tiba dibagikan lalu disorot dengan kamera televisi.
Sungguh menyedihkan.
Titi Supratignyo Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Tangsel, Banten
Hak Pegawai Belum Dibayar
Saya mantan pegawai PT Mitra Dana Putra Utama Cabang Bogor yang mengundurkan diri kira-kira dua tahun lalu, tetapi sampai saat ini jaminan saya belum juga dikembalikan. Alasannya: saya belum membuat penginian data.
Menurut saya, penginian data tidak ada gunanya. Saya mohon manajemen jangan mempersulit saya karena selama bekerja, saya tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan.
Setia RahmanKp Cisaur, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Tanggapan Allianz
Sehubungan dengan keluhan yang disampaikan Bapak Arifin Pasaribu melalui surat pembaca Kompas edisi Sabtu (2/6/2018), ”Belum Ditransfer”, dengan ini kami sampaikan bahwa masalah tersebut telah kami selesaikan. Perihal penutupan polis yang diajukan, kami telah menyetujuinya dan dana sudah ditransfer ke rekening pemegang polis pada 17 Mei.
Adrian DW Kepala Komunikasi Perusahaan, Allianz Indonesia