logo Kompas.id
OpiniEbola yang Sulit Dikelola
Iklan

Ebola yang Sulit Dikelola

Oleh
Soeharsono
· 4 menit baca

Wabah penyakit ebola, zoonosis dari hewan liar, kembali keluar (spillover) dari hutan di Republik Demokratik Kongo (RDK), awal Mei 2018. Wabah ini bermula dari Bikoro, suatu wilayah terpencil, dekat hutan di Provinsi Equateur. Karena sulitnya komunikasi, wabah ini tak segera diketahui pihak berwajib. Sampai 11 Juni 2018, 59 orang tertular dengan kematian mencapai 29 orang (case fatality rate/CFR 49%). Angka ini menggambarkan, tiap dua orang tertular, satu meninggal dunia.

Sejak wabah pertama di Zaire (sekarang disebut RDK), 1976, disusul wabah di Afrika Barat (2014), WHO bekerja sama dengan jaringan yang berkaitan dengan kesehatan, seperti Global Outbreak Alert Response Network, Emerging and Dangerous Pathogens Laboratory Network, CDC Atlanta, US Naval Medical Research Center, China Centers for Disease Control, European Union Mobile Laboratory Consorsium, dan perusahaan obat swasta, menyiapkan metode diagnosis yang bisa diterapkan di lapangan, pembuatan vaksin, petunjuk untuk menangani penderita, dan lainnya. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit ebola, melengkapi fasilitas rumah sakit, pelatihan tenaga medis, dan lainnya juga terus digalakkan. Namun, mengapa ebola muncul lagi?

Penyakit ebola pertama kali ditemukan di Zaire dan Sudan pada 1976. Wabah menimpa lebih dari 602 orang, dengan kematian 431 orang (CFR 71,6%). Tingginya CFR disebabkan kedua negara belum berpengalaman menangani wabah penyakit baru yang begitu dahsyat. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai menyebabkan banyak tenaga medis tertular di rumah sakit.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000