logo Kompas.id
OpiniBudaya Otot
Iklan

Budaya Otot

Oleh
Indra Tranggono
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pZM1Mz4cxLIaA5K0j1vnwCn7vao=/1024x1920/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2F20180719h2-ardin-Demokrasi-Mumed-Web.png

Bahaya terbesar di dalam praktik demokrasi adalah ketika budaya otot (okol) lebih menonjol daripada budaya otak (akal). Budaya otot lebih mengutamakan kekerasan demi mencapai kepentingan/kekuasaan. Budaya otak lebih mementingkan gagasan dan nilai dalam memperjuangkan cita-cita.

Otak dan otot adalah dua hal yang tidak terpisah. Otak merupakan pusat komando tubuh. Tubuh merespons perintah menjadi tindakan. Otak bekerja atas rangsangan ide. Ide yang baik dan bermutu menghasilkan tindakan yang  memiliki makna, baik secara personal maupun kolektif. Begitu pula sebaliknya.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000