Perayaan hari ulang tahun ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung dengan kegembiraan di sejumlah tempat, dengan berbagai ekspresi warga.
Di Istana Negara, Jakarta, tempat perayaan ulang tahun kemerdekaan dipusatkan, pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M Jusuf Kalla, serta para menteri dan tamu undangan, mengenakan busana daerah. Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan hadir bersama pejabat lain.
Presiden ke-3 BJ Habibie (21 Mei 1998-20 Oktober 1999) dan presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001-20 Oktober 2004) hadir bersama putra-putri presiden. Mereka bersilaturahim satu sama lain. Sebuah momen yang indah. Putra-putri Proklamator Soekarno dan Mohammad Hatta juga hadir di Istana Negara.
Perjumpaan para elite yang mungkin saja berbeda pilihan politik itu menggembirakan. Perbedaan pilihan politik, relasi personal yang mungkin terganggu, seharusnya tidak menghalangi perjumpaan di momen penting, seperti perayaan kemerdekaan. Klub Presiden (The President Club), seperti yang ada di Amerika Serikat, merupakan impian yang seharusnya bisa diwujudkan di Indonesia. Perayaan proklamasi kemerdekaan sebenarnya bisa menjadi wadah untuk itu. Bahwa realitas itu belum
berhasil diwujudkan, mungkin bangsa ini masih butuh waktu. Keteduhan dan kerukunan elite diyakini akan berdampak ke rakyat biasa.
Mengenakan busana daerah kian mengukuhkan betapa kaya dan majemuknya Indonesia. Di luar istana, kegembiraan perayaan kemerdekaan juga terasa. Di kampung-kampung di sejumlah kota di Jakarta dan kota lain, warga merayakan kemerdekaan dengan cara mereka sendiri. Semangat gotong royong. Warga korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, juga menggelar upacara kemerdekaan. Begitu juga di daerah lain, seperti Palu, Palembang, dan Papua, serta wilayah perbatasan.
Perayaan kemerdekaan menjadi momentum penting merefleksikan kebesaran dan majemuknya Indonesia. Kegembiraan kemerdekaan dalam berbagai ekspresinya menyampaikan pesan betapa pentingnya persatuan antaranak bangsa. Keinginan untuk mengoyak tenun kebangsaan haruslah dihindarkan. Semangat ingin bersatu sebagai bangsa di bawah ideologi negara Pancasila menemukan momentumnya kembali ketika Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Asian Games ke-18.
Sebuah koinsidensi sejarah, bahwa sehari setelah perayaan proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 2018, pembukaan Asian Games digelar pada Sabtu sore, 18 Agustus 2018, di Gelora Bung Karno. Jakarta-Palembang akan jadi tuan rumah Asian Games hingga 2 September 2018. Menjadi tuan rumah Asian Games merupakan pertaruhan harga diri bangsa. Kini saatnya elite politik, buzzer di media sosial, sama-sama berkontribusi demi dan untuk suksesnya Asian Games. Sukses dalam penyelenggaraan, sukses prestasi, dan tertib dalam administrasi.
Ada baiknya kita singkirkan sejenak rivalitas dalam kontestasi politik 2019. Kita ciptakan keteduhan politik demi suksesnya Asian Games 2018. Dirgahayu Republik Indonesia.