Surat Kepada Redaksi
Gubernur pada Uang Kertas
Coba ambil dua lembar uang kertas Indonesia, satu lembar emisi 2015 dan satu lembar lainnya emisi 2016. Untuk mudahnya, ambil uang dengan nilai pecahan yang sama, misalnya lembar Rp 5.000.
Emisi 2015 masih dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan ditandatangani oleh Dewan Gubernur. Di bagian depan yang ada gambar pahlawannya, tersua ”Bank Indonesia”; demikian di baliknya. Sangat mudah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Dewan Gubernur pada uang tersebut adalah Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Pada emisi 2016, sesuai dengan yang tercantum di halaman depan, tertulis ”Negara Kesatuan Republik Indonesia” dan ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan Gubernur. Secara nalar, apabila timbul pertanyaan ”menteri keuangan mana?”, kita tak begitu sulit menjawab bahwa itu adalah ”menteri keuangan NKRI”.
Akan tetapi, untuk menjawab ”gubernur mana?”, tentu kita tidak dapat serta-merta menjawab ”gubernur NKRI”. Betul bahwa di permukaan sebaliknya tertulis nama ”Bank Indonesia”, tetapi memerlukan tambahan penjelasan untuk membuat jawaban tadi menjadi terang.
Suwarsono
Jalan H Zaini I, Cipete Selatan,
Jakarta Selatan
Poco-poco dari Ternate
Kompas (3/8/2018) merilis ”Pameran Foto dan Lenggang Poco-poco” yang menyebut senam poco-poco dari Manado.
Kompas (6/8/2018) merilis ”Serempak Mengentak Dunia” pada halaman 11. Di sana ditulis ”Poco-poco” adalah lagu berbahasa Ambon yang mulai populer tahun 2000-an setelah Yopie Latul membawakannya. Lagu tersebut diciptakan oleh Arie Sapulette.
Pemberitaan ini menjadi viral di media sosial (Facebook), khususnya grup warga Maluku Utara. Misalnya, Formada Moloku Kie Raha atau Forum Komunikasi Masyarakat Adat Moloku Kie Raha, yang disingkat menjadi Formada-MKR.
Warga Maluku Utara yakin bahwa lagu dan tarian poco-poco berasal dari Ternate. Pencipta lagu itu juga pernah tinggal di Ternate. Bahasa Ternate ”ngana, kita” dan intonasi pada lagu tersebut membuktikan bahwa lagu ”Poco-poco” berasal dari bahasa Ternate.
Abdul Kadir Soleman
Jalan Gorda, Lubang Buaya,
Jakarta Timur
Catatan Redaksi:
Terima kasih atas masukan yang disampaikan. Dalam tulisan selanjutnya, ”Kehidupan Musisi: Nasib Tragis Pencipta Lagu Poco-poco” (Kompas, 9/8/2018) dijelaskan bahwa bahasa Manado juga digunakan di Ternate sehingga ada anggapan bahwa lagu ”Poco-poco” berasal dari Manado.
Gelar ”Dokter”
Tulisan berjudul ”Solusi Calon Dokter yang Putus Asa”, Kompas (1/8/2018), menawarkan solusi untuk mengatasi masalah 2.500-an calon dokter yang belum juga lulus ujian profesi dokter, yaitu diberikannya ijazah dokter kepada mereka sehingga kemudian berhak menyandang gelar dokter.
Saya menduga ada kerancuan antara gelar akademik dan gelar profesi. ”Dokter” jelas adalah suatu gelar profesi kedokteran, bukan sekadar gelar akademik.
Maka para calon dokter yang dimaksud di atas adalah lulusan S-1 fakultas kedokteran dengan gelar akademik ”S Ked” dan diberikan ijazah juga. Setelah itu mereka harus menempuh koasisten dua tahun, lalu menempuh ujian profesi dokter.
”Dokter” dan ijazahnya baru bisa didapat setelah mereka lulus ujian profesi ini.
Ferdy B Madian
Jakarta Selatan
Jalur Hijau di Sunter
Sebagai warga yang peduli lingkungan, saya ingin agar aturan ditegakkan. Saat ini di sekitar Sunter Podomoro, khususnya Jalan Agung Jaya 1, telah berdiri bangunan permanen. Area itu mestinya jalur hijau.
Yang mengherankan, di sana sudah terdapat papan larangan membangun di jalur hijau, tetapi tetap saja bangunan itu bertahan. Mohon ketegasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menertibkan area tersebut dan mengembalikan fungsi jalur hijau tadi.
Jimmy
Jalan Agung Jaya, Sunter Agung,
Tanjungpriok, Jakarta Utara