Pekan ini bertambah lagi satu perusahaan global yang memiliki valuasi 1 triliun dollar AS. Amazon menjadi perusahaan kedua yang bernilai sebesar itu setelah Apple. Dari semula perusahaan ritel, Amazon mengembangkan sayap hingga ke berbagai layanan. Amazon menjadi contoh sebuah bisnis yang berkembang sangat pesat karena mengembangkan data raksasa (big data) hingga bisa membangun bisnis baru.
Perusahaan pertama yang memiliki valuasi 1 triliun dollar AS adalah Apple pada awal Agustus lalu ketika harga sahamnya mencapai 207,05 dollar AS per saham. Perusahaan ini membuat capaian itu setelah berdiri sejak 42 tahun lalu. Dalam catatan sejarah Amerika Serikat, perusahaan pertama yang mencapai nilai 1 miliar dollar AS adalah US Steel yang meraih angka itu pada 1901 atau 117 tahun yang lalu.
Amazon meraih angka 1 triliun dollar AS hanya dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun sejak mereka berdiri. Awalnya mereka adalah perusahaan ritel digital yang menjual buku dan cakram digital (CD), tetapi kini telah merambah ke layanan digital lainnya serta pasar swalayan.
Salah satu yang membuat publik ingin tahu adalah bisnis layanan kesehatan masa depan. Mereka telah berkolaborasi dengan perusahaan finansial JP Morgan dan perusahana investasi Berkshire Hathaway untuk membangun bisnis kesehatan.
Pada awalnya Amazon masuk ke bursa saham pada 1997 dengan harga saham 18 dollar AS, pekan ini mencapai puncak dengan nilai 2.050 dollar AS per saham. Bisnis awal mereka adalah mengubah cara orang membeli buku, dari toko buku ke laman internet.
Bisnis ini kemudian berkembang dari penjualan buku secara daring hingga kemudian ke cara baru membaca buku (Kindle), cara baru memublikasikan buku (CreateSpace), memberdayakan internet (Amazon Web Service), cara baru mendapatkan barang (Amazon Prime), dan cara baru yang membuat rumah kita berteknologi tinggi (asisten digital Alexa).
Bisnis andalan Amazon saat ini adalah layanan komputasi awan (cloud service) dan layanan laman internet. Mereka juga mulai merambah ke konten bisnis, mengembangkan tayangan televisi dan film. Basis pengembangan mereka adalah mengembangkan data raksasa untuk kepentingan inovasi bisnis mereka.
Untuk bisnis e-dagang, Amazon menguasai sekitar 49 sen dollar AS dari setiap dollar AS yang dibelanjakan. Mereka mempekerjakan sekitar 550.000 pekerja. Mereka menjual mulai dari layanan digital hingga selai kacang dan layanan untuk mendapatkan jasa petugas pipa.
Tidak semua inovasi Amazon bisa dilaksanakan segera di lapangan. Salah satunya adalah pengembangan pengiriman barang dengan menggunakan pesawat nirawak. Merekan sempat menjanjikan pengiriman barang bisa dilakukan 60 menit setelah konsumen mengeksekusi pembelian barang.
Akan tetapi, masalah di lapangan tak mudah. Amazon mengakui masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi hingga teknologi ini bisa dijalankan. Mereka memperkirakan pengiriman dengan pesawat nirawak bisa dimulai 2025.
Meski telah mencapai nilai bisnis yang spektakuler, Amazon bukan berarti tak dirundung masalah. Mereka harus menyelesaikan sejumlah masalah seperti isu kepatuhan terhadap pajak dan masalah hak-hak karyawan.
Mereka juga ribut dengan Presiden Donald Trump mengenai masalah dominasi usaha dan konten-konten yang menyebabkan perselisihan dengan Trump. Akibatnya, Amazon harus meningkatkan jumlah pelobi untuk mendekati beberapa kalangan di negara itu.
Perusahaan ini juga mulai membangun industri logistik secara mandiri untuk mengantisipasi kemungkinan tuduhan merusak jaringan logistik yang ada karena Trump telah menuduh Amazon sebagai perusahaan yang merugikan US Postal.
Dulu orang penasaran dengan perusahaan bervaluasi 1 miliar dollar AS dan kemudian mereka penasaran dengan perusahaan yang bernilai 1 triliun dollar AS. Semua itu sudah tercapai. Kini beberapa kalangan penasaran, perusahaan manakah yang akan mencapai valuasi 2 triliun dollar AS?