Anak saya yang pertama siswi sekolah dasar kelas V sekarang berumur 11 tahun. Dia dalam keadaan sehat dan saya sebagai ibunya telah berusaha melengkapi imunisasinya agar dia terhindar dari penularan penyakit. Sewaktu di sekolah, anak saya juga menjalani imunisasi tetanus toksoid dan difteri tetanus. Menurut pihak sekolah, siswa kelas V SD juga akan mendapat imunisasi HPV. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah kanker serviks dan sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dianjurkan pada anak berusia 9 sampai 13 tahun.
Di Indonesia, imunisasi HPV dilakukan pada siswa berumur 11 tahun yang umumnya merupakan siswa kelas V SD. Saya sebagai orangtua menyambut gembira imunisasi ini karena saya sendiri baru saja menyelesaikan imunisasi HPV. Saya menjalani imunisasi tiga kali, setelah suntikan pertama, imunisasi diulang sebulan kemudian, dan terakhir enam bulan kemudian. Sebelum menjalani imunisasi HPV, saya harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu di dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Setelah dinyatakan baik, baru saya menjalani imunisasi ini. Harga vaksin lumayan mahal, tetapi saya merasa perlu menjalaninya karena saya takut terkena kanker serviks. Menurut dokter, kanker serviks sering dijumpai di Indonesia dan kanker serviks berkaitan dengan infeksi HPV.
Selama mendapat suntikan, saya hampir tak merasakan efek samping, kecuali rasa pegal di tempat suntikan. Rasa nyeri akibat suntikan juga ada, tetapi hilang dalam waktu singkat. Saya merasa yakin anak saya juga akan mendapat manfaat imunisasi HPV. Saya berharap dia terhindar dari penularan infeksi HPV sehingga risiko terkena kanker serviks menjadi kecil.
Pertanyaan saya adalah kenapa dipilih siswa SD dan kenapa suntikan tak diberikan pada waktu dia dewasa? Selain kanker serviks, infeksi HPV dapat menyebabkan penyakit apa saja? Apakah anak laki-laki juga dapat terinfeksi HPV dan jika terinfeksi HPV, akan mengakibatkan penyakit apa? Kenapa imunisasi ini baru dijalankan di DKI Jakarta, tidak dilaksanakan di seluruh Indonesia saja? Apakah setelah dewasa nanti anak saya harus menjalani imunisasi ulangan HPV seperti saya? Terima kasih atas penjelasan dokter.
K di J
Saya merasa senang, sebagai ibu Anda telah memahami manfaat imunisasi. Untuk mencegah penularan penyakit, imunisasi merupakan salah satu cara penting. Penyakit cacar (variola) berhasil lenyap dari muka bumi karena imunisasi.
Kita juga telah berhasil mengendalikan penyakit polio berkat imunisasi nasional polio dan program nasional imunisasi sehingga sudah lama negeri kita bebas dari polio. WHO juga mencanangkan pada tahun 2020 tidak ada kasus campak (morbili) lagi asalkan imunisasi campak dapat dilaksanakan dengan baik. Sekarang ini kita bersama negara lain sedang melaksanakan imunisasi MR (Morbili Rubela) yang dianjurkan WHO. Mudah- mudahan berjalan lancar, cakupan sesuai harapan sehingga di Indonesia tahun 2020 tidak ditemukan lagi penyakit campak.
Nah, vaksin HPV merupakan temuan kedokteran yang penting. Imunisasi HPV diharapkan dapat mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang berkaitan dengan HPV.
Penyakit yang berkaitan dengan infeksi HPV di antaranya kanker serviks, kutil kelamin (kondiloma akuminata), kanker vagina, kanker penis, kanker anus, dan kanker leher dan tenggorok. Kanker serviks dan kutil kelamin sering dijumpai di masyarakat. Kutil kelamin dapat timbul pada laki-laki ataupun perempuan. Penyakit ini amat mengganggu dan sering mengalami kekambuhan setelah diobati. Waktu antara infeksi HPV dan timbulnya kanker serviks cukup lama (lebih dari 10 tahun). Untuk deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan PAP smear atau pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat). Jika hasil pemeriksaan PAP smear harus ditunggu beberapa hari, sedangkan pada pemeriksaan IVA kelainan serviks dapat segera terlihat sehingga terapi juga dapat segera dilakukan.
Di Indonesia terdapat dua macam vaksin HPV, yaitu vaksin bivalen dan tetravalen. Vaksin bivalen mengandung serotipe HPV 16 dan 18, terutama untuk mencegah kanker serviks, sedangkan vaksin tetravalen mengandung HPV 16, 18, 6, dan 11 yang selain bermanfaat untuk mencegah kanker serviks juga bermanfaat untuk mencegah kutil kelamin.
Kapan sebaiknya imunisasi dilakukan? Imunisasi HPV sebaiknya diberikan pada usia 9 sampai 13 tahun atas alasan pada rentang umur tersebut respons tubuh terhadap vaksin bagus sekali sehingga cukup diberikan dua kali saja. Pada anak sekolah di Jakarta pemberian pertama pada kelas V SD dan ulangannya pada kelas VI SD. Alasan kedua, kelompok usia tersebut pada umumnya belum melakukan hubungan seksual sehingga manfaat pencegahannya akan baik sekali.
Bagi perempuan dewasa yang sudah menikah, imunisasi HPV tetap bermanfaat, tetapi sebaiknya dilakukan pemeriksaan screening terlebih dahulu baik dengan PAP smear atau tes IVA. Apakah imunisasi HPV bermanfaat untuk siswa laki-laki?
Dewasa ini di seluruh dunia ada sekitar 80 negara yang menjalankan imunisasi HPV pada anak sekolah, sekitar 20 negara telah melakukan imunisasi HPV tidak hanya pada siswa perempuan, tetapi juga pada siswa laki-laki. Di negeri kita dewasa ini imunisasi HPV masih diprioritaskan pada siswa SD perempuan, tetapi jika keadaan keuangan memungkinkan, imunisasi ini juga akan diberikan kepada siswa laki-laki.
Atas alasan dana, pemberian imunisasi HPV juga dilakukan bertahap. Mulai Oktober 2016 diberikan di DKI Jakarta dan imunisasi ulangannya dilakukan setahun kemudian, yaitu pada tahun 2017, sekaligus siswa baru kelas V SD mendapat suntikan pertama imunisasi HPV. Pada tahun 2018 ini diharapkan beberapa provinsi lain juga akan melaksanakan imunisasi HPV. Sudah tentu kita berharap jika dana sudah tersedia, imunisasi ini dapat dilakukan secara nasional sehingga HPV masuk program imunisasi nasional.
Efek samping imunisasi HPV seperti yang telah Anda alami umumnya bersifat lokal. Rasa nyeri, kemerahan, pegal di tangan yang disuntik. Pada siswa biasanya juga ada rasa takut disuntik sehingga ada siswa yang belum disuntik sudah pingsan terlebih dahulu. Itulah sebabnya para siswa juga diberi penjelasan mengenai manfaat imunisasi ini serta efek sampingnya. Jika teman-temannya telah menjalani suntikan dan tidak apa-apa, biasanya siswa yang belum disuntik hilang rasa takutnya. Jangan lupa jika sudah mendapat suntikan satu kali, perlu dilakukan suntikan kedua setahun kemudian.
Vaksin HPV sudah dipasarkan 10 tahun lebih. Penelitian antibodi yang dapat menetralkan HPV menunjukkan kadarnya masih tinggi meski sudah diimunisasi lebih dari 10 tahun. Para pakar membuat prediksi kadar antibodi ini berdasarkan grafik yang ada selama 10 tahun ini dan menurut perhitungan imunisasi HPV yang sudah lengkap memberi perlindungan seumur hidup, tak perlu dilakukan imunisasi ulangan. Jadi, jika anak Anda menjalani imunisasi HPV tahun ini dan kemudian tahun depan diulang satu kali lagi, diharapkan dia sudah mempunyai kekebalan seumur hidup. Tidak perlu ulangan sewaktu dia dewasa nanti.