logo Kompas.id
Opini Bencana dan Kerapuhan Kita
Iklan

Bencana dan Kerapuhan Kita

Oleh
Albertus Patty
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ShlQLisEgEmXnyk9Ikq8WGKXsZA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F70952178_1538494465-2.jpg
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Potret dari udara Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah, yang tertimbun lumpur, Selasa (2/10/2018). Diperkirakan masih ada warga terkubur lumpur akibat fenomena likuefaksi setelah gempa Jumat (28/9).

Setelah  gempa Lisabon pada 1 November 1755 yang menghancurkan seluruh kota dan membinasakan 15.000 jiwa, Voltaire meradang. Ia mengajukan pertanyaan teologis why, mengapa gempa terjadi? Voltaire menuding Allah penyebab bencana. Ia mengkritik keyakinan masyarakat bahwa Allah itu baik.

Sementara Voltaire bergumul dengan pertanyaan why, Marquis De Pombal tidak berminat mempertanyakan penyebab gempa. Baginya, pertanyaan paling relevan saat bencana adalah how atau bagaimana memobilisasi bangsa sesegera mungkin untuk memulihkan Lisabon. Pertanyaan why hanya membuang waktu karena menimbulkan jawaban spekulatif.  Pombal pun menghadap Kaisar Portugal, lalu menyampaikan sarannya.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000