logo Kompas.id
OpiniDari Art Jog ke Art Bali
Iklan

Dari Art Jog ke Art Bali

Oleh
Nirwan Dewanto
· 6 menit baca

Lebih-kurang satu setengah tahun lalu, ketika Heri Pemad (pendiri dan direktur artistik Art Jog, yakni pameran seni rupa kontemporer di Yogyakarta setiap tahun) mengatakan kepada saya bahwa ia sangat berhasrat membuat Art Bali, saya bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mungkin ia membuat ”bayangan” Art Jog itu di wilayah yang belum diakrabinya—di Bali?

Yogyakarta, tentu saja, adalah tempat berakar Heri Pemad. Ia memulai segala sesuatu di sana, dari bawah sekali, yaitu sejak ia menempuh studinya di Seni Lukis ASRI/ISI Yogyakarta hingga ia menjadi ”penata pameran” terbaik di Indonesia (begitulah pendapat saya) sejak ia bergiat selaku pengantar undangan pameran hingga ia mengukuhkan Art Jog dengan reputasi tinggi.

Dalam pandangan saya, Art Jog (yang sudah berjalan 10 tahun ini) hanya bisa lahir dan tumbuh besar di Yogyakarta, ”ibu kota” seni rupa modern/kontemporer Indonesia. Namun, status ibu kota itu, sebelum adanya Art Jog, hanya berlaku bagi kaum seniman, pengamat, sejarawan seni, kolektor, dan pedagang seni. Saya berani mengatakan bahwa sejak adanya Art Jog, terutama dalam enam tahun terakhir ini, Yogyakarta adalah ibu kota seni rupa bagi khalayak luas Indonesia.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000