Mencegah Komplikasi Ginjal pada Diabetes Melitus
Keluarga ayah saya banyak yang menderita kencing manis (diabetes melitus). Kakek saya menderita diabetes melitus dan meninggal pada usia 69 tahun akibat serangan jantung. Kakak ayah saya, laki-laki berumur 62 tahun, juga menderita diabetes melitus dan sekarang dalam program cuci darah. Menurut dokter, paman saya itu menderita gagal ginjal kronik yang parah akibat kencing manis yang tak terkendali.
Ayah saya dua tahun yang lalu didiagnosis diabetes melitus, gangguan penglihatan karena diabetes, dan darah tinggi. Ayah baru berumur 58 tahun. Ayah masih aktif bekerja di sebuah perusahaan swasta dan pengendalian gula darahnya belum baik.
Ayah harus sering makan di luar rumah yang menyebabkan gula darah beliau tinggi. Hasil pemeriksaan HbA1c beliau minggu lalu tinggi sehingga dokter mengingatkan kembali pentingnya mengatur makan, minum obat kencing manis, berolahraga, dan minum obat darah tinggi.
Sebagai anak perempuan yang tinggal serumah dengan ayah, saya merasa bertanggung jawab untuk mendampingi ayah agar kencing manisnya dapat terkendali sehingga tidak harus mengalami gagal ginjal kronik seperti kakaknya. Ibu saya juga peduli pada keadaan kesehatan ayah.
Namun, ibu juga harus mengurus kesehatan beliau karena ibu baru selesai menjalani terapi kanker serviks. Jadi, saya yang sudah selesai kuliah, sekarang belum bekerja, harus lebih bertanggung jawab untuk pemeliharaan kesehatan ayah saya. Tugas saya yang cukup berat adalah membujuk ayah agar berhenti merokok.
Ayah merokok sejak kecil, sejak umur 9 tahun. Ketika ayah terdiagnosis diabetes melitus, dokter sudah menganjurkan beliau agar berhenti merokok. Mula-mula ditaati, tetapi kemudian ayah merokok lagi. Baru setelah darah tingginya sukar dikendalikan, dia berhenti merokok dengan dukungan kami sekeluarga.
Pertanyaan saya, apakah yang harus kami lakukan agar keadaan ginjal ayah dapat terjaga begitu pula jantung dan pembuluh darah otaknya. Selain pengendalian gula darah, adakah faktor lain yang harus diperhatikan?
Ayah saya selalu menanyakan, apakah sudah ada obat kencing manis yang dapat menyembuhkan karena dia merasa jenuh minum obat dan menjalani gaya hidup yang sulit dijalaninya. Terima kasih atas penjelasan dokter.
J di S
Penyakit kencing manis atau diabetes melitus (DM) sering dijumpai di negara kita. Penatalaksanaan penyakit DM tipe 2, yang banyak ditemukan di negara kita, sampai sekarang mengandalkan pemahaman penderita tentang penyakitnya, pengaturan makan, olahraga, dan penggunaan obat pengendali gula darah.
Terapi ini sama di seluruh dunia. Jadi, jika berobat keluar negeri sekalipun perlu mengamalkan gaya hidup sehat serta kepatuhan mengatur makanan, berolahraga, dan minum obat. Pengendalian gula darah penting untuk mencegah komplikasi DM.
Gula darah yang tak terkendali dapat berisiko komplikasi pada mata, ginjal, pembuluh darah otak, dan pembuluh darah pada kaki. Pada prinsipnya, gula darah yang tak terkendali dapat menimbulkan komplikasi pada pembuluh darah kecil-besar ataupun saraf.
Jadi, penatalaksanaan DM bertujuan mencapai keadaan gula darah terkendali dan jika keadaan gula darah terkendali ini dapat dipertahankan terus-menerus, risiko timbulnya komplikasi, termasuk komplikasi pada ginjal, dapat dikurangi. Sebagai anak, Anda telah berusaha memberi dukungan kepada ayah Anda. Banyak penyandang DM yang masih bekerja aktif dan terpaksa makan di luar rumah.
Meski mengatur makanan lebih sulit jika makan di luar rumah, pengaturan dapat dilakukan dengan memahami takaran rumah tangga. Ayah Anda dapat berkonsultasi dengan pakar gizi tentang bagaimana makan di restoran atau di kantin yang hampir sesuai dengan makan di rumah.
Jumlah makanan dapat diperkirakan dengan takaran rumah tangga dan memahami jenis makanan yang harus dihindari. Saya percaya, dengan dukungan keluarga dan bimbingan dokter, ayah Anda akan mampu mencapai keadaan gula darah terkendali.
Meski dengan pengendalian gula darah diharapkan dapat terhindar dari komplikasi, pemantauan fungsi ginjal perlu dilakukan secara teratur. Jumlah protein yang keluar melalui ginjal dapat dipantau. Pada tahap permulaan, jumlah protein yang keluar dapat diperiksa melalui pemeriksaan mikroalbuminuria. Jika protein yang bocor melalui ginjal sudah banyak, dapat dipantau dengan pemeriksaan proteinuria. Jadi, kelainan ginjal yang terjadi dapat dipantau secara berkala.
Komplikasi ginjal pada DM terjadi setelah DM yang tak terkendali berjalan dalam waktu lama (lebih dari 10 tahun). Karena itulah, sebenarnya terbuka kesempatan mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal pada diabetes melitus. Selain pemeriksaan protein pada urine, juga dipantau fungsi ginjal melalui pemeriksaan ureum dan kreatinin darah. Kombinasi pemeriksaan ini dapat menggambarkan keadaan ginjal pada penyandang DM.
Jangan lupa mengendalikan darah tinggi karena hipertensi yang tak terkendali juga dapat memperburuk fungsi ginjal. Melalui pengaturan makan, selain berat badan, gula darah dan kolesterol juga dapat dikendalikan.
Pada pengaturan makan, konsumsi gula dihindari serta konsumsi garam dan lemak perlu dikurangi. Keberhasilan pengendalian gula, lemak, dan tekanan darah dapat dipantau. Begitu pula dengan berat badan. Tujuan kita adalah penyandang DM mempunyai berat badan normal. Namun, menurunkan berat badan tidaklah mudah. Acap kali penyandang DM sudah menjalani pengaturan makan ketat, tetapi berat badan tidak turun secara nyata.
Penyakit DM merupakan salah satu penyakit kronik. Selain atas bimbingan dokter, keberhasilan terapi penyakit kronik juga ditentukan pemahaman penderita tentang penyakitnya, cara mengatasi penyakit, dan kepatuhan untuk menjalani gaya hidup baru yang lebih sehat. Sebenarnya gaya hidup penyandang DM hampir sama dengan bukan penyandang DM, kecuali beberapa hal, seperti konsumsi gula dan pengaturan makan yang lebih ketat.
Selain gula, sebenarnya penyandang DM juga dapat mengonsumsi makanan pengganti sehingga terdapat banyak pilihan makanan agar tidak mudah merasa bosan. Nasi dapat diganti roti, mi, atau kentang asalkan takaran sesuai dengan takaran rumah tangga yang dianjurkan. Penyandang DM dapat makan bersama keluarga di meja makan secara bersama sehingga tak kehilangan kesempatan bercengkerama dengan keluarga.
Pada umumnya, dokter menganjurkan pengaturan makan yang sesuai dengan makanan sehari-hari keluarga. Penyandang DM tak perlu bergantung pada makanan khusus DM. Penyandang DM justru dianjurkan makan seperti anggota keluarga lain dengan beberapa pembatasan.
Sebagai anak dari keluarga yang menderita DM, Anda dapat belajar mengenai gaya hidup sehat. Anda dapat menyiapkan diri untuk mengamalkan gaya hidup sehat ini. Ketika Anda menganjurkan ayah Anda untuk berolahraga, sudah tentu Anda sendiri juga perlu berolahraga.
Begitu pula dengan mengatur makanan. Timbanglah berat badan Anda dan ukur tekanan darah Anda secara teratur. Dengan mendampingi ayah memelihara kesehatannya, saya berharap Anda juga memelihara kesehatan Anda sendiri. Semoga Anda sekeluarga dapat hidup sehat dan bahagia.