Dalam ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global saat ini, hasil Konferensi Tingkat Tinggi Asia Europe Meeting diharapkan dapat dikonkretkan oleh negara anggota.
Wakil Presiden M Jusuf Kalla mewakili Indonesia dalam pertemuan yang dihadiri 51 pemimpin negara-negara Asia dan Eropa itu, termasuk Perdana Menteri Li Keqiang dari China, Shinzo Abe dari Jepang, dan Dmitry Medvedev dari Rusia pada 18-19 Oktober lalu di Brussels, Belgia.
Hasil utama pertemuan tersebut adalah memperkuat kembali keterhubungan di antara kedua benua untuk mendorong perdagangan terbuka dan adil, meningkatkan keamanan, menjaga lingkungan, dan lebih mendekatkan masyarakat kedua benua.
Pertemuan juga menyepakati untuk melanjutkan denuklirisasi di Semenanjung Korea dan melanjutkan kesepakatan nuklir dengan Iran di tengah ancaman Amerika Serikat untuk kembali menerapkan sanksi ekonomi dan perdagangan kepada Iran, meningkatkan keamanan siber, dan melanjutkan kesepakatan iklim di Paris, meskipun AS di bawah Presiden Donald J Trump menarik diri.
Dalam ekonomi dan perdagangan, pemimpin 51 negara sepakat terus menguatkan kerja sama ekonomi yang terbuka menggunakan sistem perdagangan berbasis aturan yang telah disepakati dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Di tengah tantangan yang semakin kompleks, disepakati WTO memerlukan penguatan sekaligus reformasi agar dapat menjawab kebutuhan anggota-anggotanya. Penguatan dan reformasi tersebut penting mengingat Presiden Trump mengancam akan membawa negaranya keluar dari WTO.
Kebijakan Presiden Trump menerapkan tarif impor dari beberapa negara yang menghasilkan perang dagang dengan China telah menyatukan sejumlah negara untuk saling membantu dan menguatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan bebas.
Dampak perang dagang AS dan China memunculkan kekhawatiran akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global mengingat perdagangan bebas telah membentuk sistem rantai pasok global melibatkan produsen di banyak negara.
Pertemuan ASEM, yang didirikan di Bangkok, Thailand, tahun 1996 sebagai forum dialog di antara dua benua dimaksudkan untuk memajukan kedua kawasan. Negara-negara di dalam ASEM yang saat ini berjumlah 21 negara Asia dan 30 negara Eropa dapat memanfaatkan forum ini untuk merundingkan kepentingan negaranya melalui kesepakatan multilateral atau bilateral.
Uni Eropa (UE), misalnya, menawarkan inisiatif pembangunan infrastruktur kepada negara-negara Asia seperti yang dilakukan China melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan. Untuk menandingi China, Eropa pun menjanjikan inisiatif mereka ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan manfaat untuk komunitas lokal.
UE memanfaatkan pertemuan ini juga untuk menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Singapura dan mempersiapkan perjanjian serupa dengan Vietnam. Kita perlu memanfaatkan juga forum semacam ini untuk meningkatkan perdagangan langsung ke Eropa agar mendapatkan manfaat optimum.