BPJS, Apa yang Dicari?
Tanpa terasa BPJS sudah empat tahun berjalan. Ibarat seorang anak, usianya masih balita, bawah lima tahun. Sebagian peserta BPJS mungkin sudah merasakan manfaat kehadirannya. Namun, di pihak lain, masih banyak yang belum menjadi peserta BPJS.
Berdasarkan informasi berbagai media, baik cetak maupun elektronik, BPJS masih rugi triliunan rupiah. Maka, pemerintah pun terpaksa menggelontorkan bantuan hampir Rp 5 triliun.
Sebagai pensiunan instansi kesehatan di Surabaya, saya melihat kerugian BPJS ini tidak mengejutkan karena upaya promotif dan preventif tak pernah dijalankan dengan serius sejak 1970-an. Instansi kesehatan paling bawah lebih sibuk menjalankan upaya kuratif dan rehabilitatif karena instansi kesehatan tersebut diwajibkan memberi kontribusi pada pendapatan asli daerah.
Baru dalam 5-10 tahun belakangan ini, jika ada pasien yang berkunjung di instansi kesehatan paling bawah, ia tidak ditarik biaya apa pun alias gratis. Karena sudah terbiasa bersikap pasif, menunggu pasien datang, sampai saat ini petugas di instansi kesehatan paling bawah juga masih menunggu pasien datang. Alasannya, setelah ada BPJS, kunjungan pasien semakin melonjak sehingga upaya promotif dan preventif semakin terabaikan.
Pengalaman mengajarkan bahwa mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati. Maka, jika upaya promotif dan preventif masih diabaikan, kerugian BPJS masih akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
Bambang Hermanto
Mojo, Gubeng, Surabaya
Tertipu Investasi
Sayang sekali saya belum menemukan alamat pasti Kantor Indonesia Business Centre Unipa Capital Group.
Perusahaan perdagangan dan investasi ini memberi alamat Jl Tubagus Angke 21, Jakarta Barat 11459, nomor telepon 021-28447080 dan nomor faksimile 021-28447081, tetapi tidak bisa dihubungi. Saat saya datangi, yang saya temukan adalah gudang bahan makanan, toko kue, dan pangkalan truk.
Sponsor saya adalah Sdr Roby Sugara SE/Roby Firman dengan KTP Medan, yang memasang iklan di harian lokal, mengaku sebagai perwakilan dari Unipa Capital Group.
Setelah uang saya transfer melalui rekening PT Jaya Mobilindo Inti, keesokan harinya nomor HP 081269594445 Sdr Roby atas nama pengguna Eva A Ramdhani (alamat tidak diketahui) langsung tidak aktif.
Kepada pihak Unipa Capital Group, saya mohon penjelasan atas kasus ini dan mengembalikan uang saya. Saya tidak tahu apakah di antara pembaca juga mengalami penipuan seperti saya saat bergabung dengan Unipa Capital Group.
Semoga masyarakat lebih berhati-hati.
Benny Kristanto
Kabupaten Bungo, Jambi
Mengurus Surat Kematian
Minggu pertama September lalu, kakak ipar saya (tinggal di Kelurahan Maphar, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat) meninggal. Seminggu kemudian, ayah mertua saya (tinggal di Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara) juga meninggal.
Kesedihan dan kerepotan mengurus ini itu diperparah dengan lamanya proses mengurus akta kematian. Sampai hari ini, akta kematian kakak ipar belum jadi. Untuk ayah mertua, berkas sudah dimasukkan sejak 10 September 2018 dan sampai saya menulis surat ini, Senin 15 Oktober 2018, juga belum selesai.
Senin (15/10) pagi, istri saya bahkan dipingpong. Petugas Kelurahan Pademangan Barat mengatakan berkas sudah di Kecamatan Pademangan. Setelah di kecamatan, dikatakan berkas belum masuk dan harus kembali melapor ke kelurahan.
Ada baiknya para petugas itu belajar ke Surakarta, Jawa Tengah. Di sana, warga yang berduka akan didatangi petugas setempat, membawakan akta kematian langsung pada saat kematian dilaporkan.
Welly Chan
Caturtunggal, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta