logo Kompas.id
OpiniCPO dan Diplomasi Ekonomi...
Iklan

CPO dan Diplomasi Ekonomi Baru

Oleh
Djamester A Simarmata
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FtCivzy1ts6oUZQprq5rsRutqjs=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2Fkompas_tark_3258247_120_0.jpeg
KOMPAS/PRIYOMBODO

Pekerja berlumuran minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) saat bongkar muat di Kapal Kencana 89 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Menko Kemaritiman mengusulkan penggunaan CPO (minyak kelapa sawit mentah) 20 persen dalam bahan bakar fosil dengan sasaran perbaikan nilai tukar dan memperkuat rupiah. Namun, ada peran minyak nabati lebih luas bagi pengurangan pemanasan global, menjadikan CPO khususnya alat pengurangan polusi global berupa karbon dioksida.  Selain itu, minyak nabati juga bagian dari bahan nutrisi global, komponen dari global food security, yang tidak lain adalah barang publik global. Ini menjadikan posisi CPO bersifat ganda: sebagai barang kebutuhan konsumsi privat sekaligus barang publik global.

Data proyeksi produksi dan konsumsi beberapa produk minyak nabati untuk bahan makanan dan bukan makanan menunjukkan perubahan kontribusi vital antar produk. Perkiraan OECD/FAO menggandengkan pertumbuhan penduduk dunia hingga tahun 2050 dengan perkembangan minyak nabati.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000