Mengoperasikan Jalan Tol
Akhir Desember 2018 telah dioperasikan Jalan Tol Trans-Jawa sepanjang 870 kilometer. Jalan tol ini mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Surabaya dari biasanya 18 jam menjadi 10 jam. Senangnya hati ini dengan kemajuan pembangunan yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Sengaja saya melintasi Tol Lingkar Luar, Tol Lingkar Dalam Jakarta, dan Tol Jakarta-Cikampek, Senin (17/12/2018), untuk melihat apakah ada perubahan. Ternyata masih macet di sana-sini. Pemberitaan Kompas dan surat pembaca edisi November-Desember sudah sangat baik mengarah ke solusi kemacetan.
Secara keseluruhan pemberitaan dan surat pembaca itu berharap pengelola tol dan aparat menegakkan disiplin di jalan tol. Masalahnya sederhana di depan mata. Namun, karena instansi terkait masih bertugas dengan pola lama, hasilnya tak maksimal. Pengelola tol, misalnya, menambah peraturan dengan memajang spanduk larangan truk dan trailer di lajur 3-4, tetapi tanpa sanksi. Polisi tampak hanya ngetem di bahu jalan dan sesekali membuntuti mobil yang melintasi bahu jalan.
Kalau masih terjadi kemacetan di sejumlah tol, Jalan Tol Trans-Jawa akan kena getahnya. Sayang sekali. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tol bebas hambatan, saya menyarankan Presiden bicara satu meja dengan empat instansi terkait, yaitu pengelola tol, kepolisian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum.
BELLA PUTRI SIAHAAN
Mahasiswa Universitas Terbuka
Jakarta
Kondotel Tak Dibangun
Kami adalah tiga konsumen yang membeli tiga unit Condotel Voir di Canggu, Bali, pada 2014. Namun, sampai saat ini, kondotel tidak juga dibangun.
Kami memohon dengan sangat kepada PT Adhigana Land Development/PT Sean Bale Adhigana selaku pengembang dari Surabaya untuk mengembalikan uang kami. Kami merasa dipermainkan oleh pengembang yang ternyata tidak punya itikad baik ini.
Kami telah melapor ke kepolisian tanggal 27 November 2018. Kami yakin banyak korban seperti kami telah membayar unit kondotel selama bertahun-tahun, tetapi tak ada pembangunan. Oleh karena itu, kami mengajak korban-korban lain bergabung agar kasus yang dilaporkan bertambah banyak secara kolektif ke pihak kepolisian.
Kami tidak ingin pengembang semacam ini berkeliaran ke mana-mana dan agar
proses hukum berjalan dengan baik, adil, dan benar. Silakan menghubungi Redaksi Kompas jika ingin bergabung untuk menanyakan nomor HP saya.
Ir Deddy KP
Mewakili Kedua Rekan Lainnya, Kelapa Gading
Dua Tahun Menunggu KTP-el
Saya dan istri sudah mengurus pembuatan KTP-el sejak Mei 2016, tetapi yang kemudian tercetak hanya milik istri saya. Informasi dari kecamatan, data saya tak terbaca sehingga saya harus mengurus di Siola. Akibatnya, saya harus bolak-balik ke Siola, termasuk untuk foto ulang. Padahal, pada akhirnya hanya diterbitkan surat keterangan. Sampai surat keterangan ini habis masa berlakunya, KTP-el saya belum juga tercetak.
Mohon bantuan dinas terkait untuk memproses segera agar kepentingan dan hak saya sebagai warga terpenuhi.
Deny Martinus
Jalan Nginden Semolo 38, Surabaya
Layanan Buruk
Dalam 11 bulan terakhir, wilayah Jakarta Barat, khususnya di Pegadungan, Kalideres, air perusahaan air minum yang dikelola Palyja sering bermasalah. Air tak mengalir dalam waktu cukup lama, bisa 1–2 minggu, dengan alasan tak jelas. Menjelang Lebaran tahun lalu, air tak mengalir hingga lebih dari satu bulan. Menjelang Natal dan Tahun Baru, air tak mengalir lagi. Beberapa kali warga menelepon ke call center Palyja, tetapi mendapat jawaban standar, yaitu sedang ada perbaikan.
Air adalah kebutuhan paling dasar manusia. Kami berharap Palyja memberikan pelayanan terbaik kepada warga. Pemda DKI harus memperhatikan pola kerja Palyja agar kondisi ini tak terjadi berulang-ulang.
Nani Rengka
Pegadungan, Kalideres,
Jakarta Barat