Jalan Pintas Berbahaya
Semenjak jalan tol JORR ke arah Bandara Soekarno-Hatta beroperasi melintasi Jalan Ciledug Raya, kendaraan dari Pasar Cipulir ke arah Ciledug tidak bisa langsung lurus.
Arus kendaraan dibelokkan dulu memutari kolong jalan tol, baru kemudian lanjut ke Jalan Ciledug Raya atau Jalan M Saidi. Namun, banyak sepeda motor melanggar aturan itu dengan memotong langsung jalan yang seharusnya untuk kendaraan yang akan masuk jalan tol ke arah Taman Mini atau Bintaro-Serpong.
Kehadiran sepeda motor yang melaju melawan arah itu sering mengagetkan pengendara mobil yang menuju pintu tol. Apalagi, para pengendara sepeda motor itu sering memutar dalam lintasan besar sehingga memotong jalur mobil.
Beberapa pengendara mobil yang kaget sering mengklakson mereka keras-keras, tetapi yang terjadi mereka balik melotot tanpa merasa bersalah. Saya pernah menyaksikan ada motor yang terserempet mobil di jalan itu dan semua pengendara motor langsung berhenti berkumpul di situ, seolah siap membela, tidak peduli bahwa justru merekalah yang melanggar aturan.
Kalau ada polisi berjaga, baru mereka mematuhi aturan memutari jalan tol. Memang untuk memutari jalan tol itu perjalanan menjadi lebih panjang, tetapi terus-menerus memotong jalan yang bukan haknya tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga pengendara lain. Potensi bahaya makin besar pada jam-jam sibuk.
Oleh karena itu, saya mohon kepada pihak yang berwenang untuk memikirkan kembali cara terbaik mengatur lalu lintas di kawasan itu supaya semua pengendara aman berlalu lintas.
Arini
Kecamatan Pesanggrahan,
Jakarta Selatan
Sriwijaya Air Mengecewakan
Saya dan istri adalah anggota Sriwijaya Travel Pass (SJTP) sejak Mei 2018. SJTP berlaku selama satu tahun.
Janji yang diberikan saat itu adalah bisa terbang kapan pun selama tempat duduk masih ada, termasuk pada hari-hari padat penumpang.
Pada 30 Desember 2018, saya mau membeli tiket Surabaya-Jakarta via SJTP untuk bepergian tanggal 1 Januari 2019. Alangkah kaget di HP muncul kalimat ”The selected date is exceeding validity period of SJ Travel Pass” sehingga proses pemesanan berhenti, tak dapat dilanjutkan lagi.
Kemudian saya menghubungi Call Center Sriwijaya Air. Selang beberapa lama saya pesan lagi, tulisan tersebut sudah tidak ada sehingga proses pemesanan dapat dilanjutkan. Akan tetapi, yang terjadi, ternyata tiket pada tanggal tersebut sudah habis terjual. Saya kemudian mencoba memesan tiket pesawat pada tanggal dan jam keberangkatan yang sama melalui Traveloka, ternyata tiket masih tersedia banyak.
Ketika saya menghubungi call center lagi, petugas tidak bisa menjawab masalah yang saya hadapi. Lalu diberikan nomor Whatsapp (WA) 0815 8515 3xxx sehingga saya dapat mengirim bukti-bukti pemesanan tiket saya. Ternyata petugas tidak dapat memberikan jawaban.
Saya diminta mengirim keluhan via surel di callcenter.chm3@sriwijayaair.co.id.
Setelah saya mengirim surel, ada jawaban melalui WA, ”Mohon untuk ditunggu, dan dapat dicek kembali secara berkala untuk balasannya”.
Hingga sekarang, jawaban melalui surel juga belum ada. Dengan demikian, masalah pembelian tiket via SJTP tidak dapat diselesaikan.
Akhirnya, kami pergi dengan maskapai lain (Semua bukti sudah saya berikan melalui WA dan saya simpan).
Setelah itu, saya coba pesan tiket untuk bulan depan pun tetap tertulis habis.
Apakah memang demikian pelayanan Sriwijaya Air? Setelah menerima uang dari anggota SJTP kemudian melupakan semua janjinya? Saya merasa telah dibohongi oleh program SJTP itu.
Mohon mendapat perhatian dari pimpinan Sriwijaya Air agar bisa lebih baik melayani pelanggan.
Suciarso DW
Jalan Sadewa Raya 43,
Bumi Satria Kencana, Bekasi