Tugas penting diemban Indonesia tahun ini. Dalam situasi dunia yang dinamis, RI menjalankan peran sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Rabu silam, tahun 2019 merupakan tahun yang sibuk bagi diplomasi Indonesia. Fokus politik luar negeri RI tercurah pada keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB.
Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 setelah unggul dalam pemilihan yang berlangsung pada Juni lalu. Keanggotaan ini merupakan yang keempat kalinya, setelah menjadi anggota tidak tetap DK PBB periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
Dalam wawancara dengan harian ini pada Desember 2018, Menlu menyatakan bahwa isu kemerdekaan Palestina akan menjadi salah satu agenda DK PBB. Indonesia pun konsisten dengan posisinya yang mendukung kemerdekaan Palestina. Setelah sekian banyak resolusi mengenai Palestina dikeluarkan, tugas Indonesia antara lain mengajak dunia konsisten menghormati resolusi-resolusi tersebut.
Meski tetap tidak mudah, tugas di DK PBB merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar bagi dunia. Konstitusi RI pun telah mengamanatkan agar negara Indonesia turut menjaga perdamaian dan ketertiban dunia. Mendorong penyelesaian komprehensif Palestina adalah satu jalan untuk mewujudkan amanat itu.
Di tengah kondisi dunia yang terus berubah, diplomasi Indonesia juga menghadapi tantangan lain yang tak kalah berat. Kebangkitan China telah menimbulkan situasi persaingan yang menghadapkan negara itu dengan kekuatan besar Amerika Serikat. ”Kompetisi” mereka tampak antara lain di Laut China Selatan. Dalam perspektif lebih luas, adu pengaruh kedua negara juga meliputi wilayah Samudra Hindia dan Pasifik, atau wilayah yang dinamai Indo-Pasifik.
Negara-negara Asia Tenggara berada di tengah Indo-Pasifik. Maka, ASEAN seharusnya bisa memberi peran cukup penting dalam menentukan wajah Indo-Pasifik mendatang: wilayah yang eksklusif didominasi kekuatan tertentu ataukah wilayah yang terbuka yang melibatkan banyak negara.
Gagasan Indonesia mewujudkan Indo-Pasifik yang damai, aman, makmur, dan terbuka dapat diwujudkan lewat kerja sama erat dengan ASEAN. Selain tiap anggotanya harus mampu independen terhadap kekuatan besar dunia, ASEAN memerlukan kepemimpinan yang kuat di tengah situasi yang tak mudah itu. Peran kepemimpinan ini sangat dinantikan untuk dapat diperankan oleh Indonesia, negara paling besar di kawasan. Karena itu, multilateralisme yang gigih diusung Indonesia sangat penting untuk dapat diwujudkan secara nyata di tengah sikap unilateral yang diperlihatkan beberapa kekuatan di dunia. Dengan juga menjalankan misi menjaga kedaulatan NKRI, perlindungan WNI, dan diplomasi ekonomi, politik luar negeri Indonesia tetap selalu diharapkan memberi pengaruh cukup besar di kancah internasional.