Mencegah Stroke
Kakak laki-laki saya berumur 52 tahun mengalami serangan stroke. Bangun tidur dia ingin ke kamar mandi dan terjatuh. Ternyata tangan dan kaki sebelah kanan susah digerakkan. Istrinya segera membawanya ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat dan dokter mengatakan kakak saya itu terkena stroke.
Dia harus dirawat di ruangan perawatan intensif selama dua hari sebelum dipindahkan ke ruangan biasa. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kakak saya mengalami serangan stroke non-hemorrhagic.
Dokter memberikan berbagai macam obat dan kakak saya dianjurkan menjalani fisioterapi. Setelah sebulan ini keadaannya membaik, sudah mulai dapat berjalan sendiri dengan pertolongan tongkat, tetapi bicara masih terganggu.
Kami semua lima bersaudara.
Saya perempuan, anak kedua berumur 50 tahun. Saat ini, saya dalam keadaan sehat. Meski saya menderita darah tinggi, kondisinya terkontrol dengan minum obat sekali sehari.
Saya berbadan gemuk, dengan berat 72 kilogram dan tinggi 158 sentimeter. Sekarang, saya masih bekerja di sebuah perusahaan swasta. Saya jarang berolahraga karena kesibukan dalam pekerjaan.
Ayah saya sudah meninggal karena penyakit jantung, sedangkan ibu masih sehat, tetapi menderita gangguan ginjal disebabkan penyakit diabetes yang tidak terkontrol baik.
Kakak lelaki saya sebenarnya rajin berolahraga, tetapi dia kurang peduli terhadap tekanan darahnya. Dia malas minum obat dokter dan memilih minum obat herbal. Dia juga jarang memeriksa tekanan darah. Kakak saya bekerja di bank dan oleh kantornya mendapat kesempatan istirahat, tetapi dia sudah akan mulai masuk kerja satu minggu lagi.
Saya menyadari, dengan riwayat keluarga akan penyakit jantung dan darah tinggi, kami sekeluarga harus hati-hati terhadap risiko penyakit stroke. Dapatkah dokter menjelaskan apa yang harus kami lakukan agar terhindar dari serangan stroke?
Saya agak terkejut ketika mengetahui kakak saya terkena stroke karena menurut saya dia masih muda. Saya mengira stroke hanya terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut. Terima kasih atas penjelasan dokter.
M di S
Faktor usia memang merupakan faktor penting dalam risiko terkena stroke. Namun, masih banyak faktor lain yang harus diperhatikan dan faktor-faktor tersebut dapat kita kendalikan untuk menghindari stroke.
Tekanan darah merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke. Tekanan darah yang tak terkendali dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat.
Banyak orang memelihara kesehatan dengan membeli vitamin dan rajin memeriksakan diri ke laboratorium, tetapi kurang peduli terhadap tekanan darahnya. Padahal, pemeriksaan tekanan darah amatlah sederhana, mudah dikerjakan, bahkan dapat dilakukan pengukuran mandiri.
Jika tekanan darah meningkat, perlu diulang dalam keadaan istirahat karena tekanan darah dinamis dipengaruhi oleh kegiatan jasmani, bahkan oleh posisi tubuh.
Tekanan darah sewaktu berbaring, duduk, dan berdiri dapat berbeda. Tekanan darah yang aman di bawah 135/85. Jika terdapat tekanan darah tinggi, segera berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menganjurkan upaya non-farmakologis seperti mengurangi konsumsi garam. Menurunkan berat badan, berolahraga, dan lain-lain. Jika perlu, dokter akan memberikan obat darah tinggi yang perlu diminum secara teratur dan mungkin seumur hidup.
Pemantauan tekanan darah harus dilakukan secara berkala baik dengan berkonsultasi dengan dokter maupun dengan pengukuran tekanan darah mandiri.
Jika tekanan darah belum berhasil dikendalikan, dokter mungkin akan menambah jenis obat darah tinggi. Makanan yang mengandung garam tinggi seperti kentang goreng dan mi instan perlu dihindari.
Berat badan juga harus diupayakan menuju berat badan normal. Jika berat badan berlebih, dapat diturunkan secara bertahap menuju berat badan normal. Pengaturan makan dan olahraga merupakan unsur penting dalam menuju berat badan normal. Usahakan untuk mengonsumsi makanan tak melebihi kebutuhan.
Tingkatkan olahraga. Jalan kaki 30 menit setiap pagi di sekitar permukiman mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya. Dapat juga dipilih olahraga lain seperti berenang, bersepeda, dan main tenis. Namun, olahraga harus dijalankan secara teratur dan sering dan kalau mungkin sedikitnya lima kali dalam seminggu.
Gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium dapat meningkatkan risiko stroke. Jika dokter menemukan hal ini pada Anda, maka gangguan irama jantung ini harus dikendalikan. Gangguan irama jantung ini dapat mengakibatkan bekuan darah sampai di otak dan menimbulkan stroke.
Fibrilasi atrium dapat meningkatkan risiko stroke lima kali lipat. Dokter biasanya akan memberikan obat pengatur irama jantung dan jika perlu juga akan memberikan obat anti-koagulan mencegah pembekuan darah.
Penyakit diabetes merupakan penyakit yang sering dijumpai di negeri kita. Kekerapan penyakit ini meningkat karena gaya hidup kita. Diabetes melitus yang tak terkendali dapat mengubah struktur pembuluh darah sehingga dapat juga meningkatkan risiko stroke. Setiap orang perlu peduli terhadap penyakit ini dan memeriksakan diri kepada dokter.
Semakin dini penyakit ini ditemukan semakin mudah dikendalikan serta komplikasi penyakit ini dapat dicegah. Komplikasi yang dapat terjadi adalah gangguan penglihatan (retina), gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Selain itu, peningkatan gula darah yang amat tinggi dapat menimbulkan koma diabetikum. Adapun kadar gula darah terlalu rendah dapat menimbulkan keadaan hipoglikemia.
Salah satu upaya penting untuk menurunkan risiko stroke adalah menghindari rokok. Merokok dapat meningkatkan terjadinya pembekuan darah yang dapat menimbulkan stroke. Jadi, merokok tidak hanya berisiko kanker paru, penyakit jantung, tetapi juga stroke.
Jika Anda tidak merokok, usahakan tetap tidak merokok. Bagi yang masih merokok, berhentilah secepatnya. Berhenti merokok meski sudah bertahun-tahun merokok tetap bermanfaat bagi kesehatan.
Bagi mereka yang mempunyai kebiasaan minum alkohol, berhenti minum alkohol juga bermanfaat bagi kesehatan. Alkohol dapat merusak hati, menimbulkan sirosis hati. Alkohol juga dapat mengganggu kemampuan berpikir.
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dia mengalami stroke. Salah satu bentuk stroke yang ringan adalah transient ischemic attack (TIA). Pada keadaan ini, penderita mengalami kelumpuhan badan, misalnya tiba-tiba tangan sukar diangkat, tetapi kemudian menjadi normal kembali. Mereka yang mengalami TIA berisiko mengalami stroke pada kemudian hari.
Gejala stroke yang perlu diwaspadai adalah kelemahan pada sebagian sebelah anggota tubuh, rasa baal di muka, nyeri kepala berat yang tak biasa, gangguan penglihatan, serta gangguan dalam berjalan. Juga gangguan dalam bicara, misalnya menjadi cadel atau bicara tak lancar.
Jika ada gejala-gejala tersebut, segera berobat ke rumah sakit terdekat. Dalam penanganan stroke, dikenal golden time. Artinya, jika datang dalam keadaan dini, maka pengobatan lebih baik dapat dilakukan dan hasilnya akan lebih baik.
Sudah tentu yang paling baik adalah mencegah stroke dengan cara mengendalikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Nah, saya berharap, kakak Anda akan cepat pulih dan dapat bekerja kembali dan Anda sekeluarga dalam keadaan sehat semuanya.