Inisiatif Sabuk dan Jalan China, yang menjadikan Samudra Hindia jalur utama, digunakan Pakistan untuk mengimbangi India dalam konteks kawasan Asia Selatan.
Sejak tahun 2007, Pakistan menggelar latihan militer laut besar-besaran tanpa mengikutsertakan India. Tahun ini, latihan militer diikuti 46 negara selama lima hari mulai Jumat (8/2/2019) dan pesertanya terbesar. Indonesia salah satu peserta latihan meski tidak lagi mengirim kapal perang.
Pada pidato pembukaannya, Laksamana Madya Amjad Khan Niazi mengatakan, keamanan maritim semestinya bersifat kooperatif dan bukannya kompetitif. Selain itu, ancaman oleh aktor bukan negara di ranah maritim tidak bisa hanya dihadapi oleh satu negara.
”Pakistan menganggap keamanan maritim tidak hanya penting untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi semua negara lain yang kemakmuran dan kemajuannya terikat kuat dengan lautan,” ungkap Niazi.
Hadir pada latihan militer itu mantan Wakil Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Laksamana William Owens. Ia menekankan pentingnya angkatan laut global memfasilitasi perdamaian dan kerja sama antarnegara. Sementara Kapten Senior Shao Shuguang, Komandan Gugus Tugas Angkatan Laut China, ingin menjaga Samudra Hindia stabil di tengah ancaman keamanan nontradisional di laut, tempat kepentingan berbagai pemangku kepentingan bertemu.
Selain latihan militer, tiap dua tahun Pakistan menggelar Pameran dan Seminar Pertahanan Internasional atau International Defence Exhibition and Seminar (IDEAS) yang dimulai tahun 2000. Acara ini biasa digelar November dan memamerkan teknologi militer lebih dari 50 negara.
Dengan IDEAS dan latihan militer tahunan, Pakistan seolah ingin menegaskan bahwa negaranya layak menjadi salah satu pemilik senjata nuklir. Hal ini terkait hubungan Pakistan dan India, yang juga negara nuklir, yang rentan terutama karena isu Jammu dan Kashmir. India menganggap dua provinsi itu bagian sah wilayahnya. Pakistan, sesuai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menginginkan referendum digelar di kedua wilayah itu.
Dari penggelaran latihan militer ini tampak jelas kedekatan Pakistan dan China. Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Abdul Salik Khan mengakui kedekatan Pakistan dan China. ”Kami selalu bersama dalam kondisi apa pun. Salah satu alasannya, kedua negara saling menghormati kedaulatan. Koridor Ekonomi Pakistan-China (CPEC) adalah bukti hubungan luar biasa kami,” katanya.
India tak setuju akan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) serta CPEC. Mereka menyatakan, BRI dibangun melewati daerah sengketa di wilayah Jammu dan Kashmir.
Apakah kedekatan ini untuk membuat keseimbangan di kawasan, atau akan berubah menjadi aliansi strategis? Menarik untuk melihat lebih jauh, apa langkah India dalam menjawab aliansi itu. Apakah ketegangan di kawasan akan meningkat atau India akan tampil lebih low profile?