Surat Kepada Redaksi
Gigih Berantas Korupsi
Tulisan Laode M Syarif, komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi, di rubrik Opini Kompas (23/1/2019) membuka hati dan pikiran kita bahwa negara kita masih sangat lemah dalam menanggulangi korupsi.
Siapa pun presiden terpilih nanti harap mencontoh kegigihan negara lain memberantas korupsi. Malaysia, misalnya, berpenduduk 32 juta memiliki 3.000 pegawai untuk pencegahan korupsi.
Kita berpenduduk 250 juta hanya punya 500 pegawai. Jangan segan-segan mencontoh pemberantasan korupsi Selandia Baru yang tingkat korupsinya terendah.
Titi Supratignyo
Pondok Kacang Barat,
Tangsel, Banten
Tanggapan UCLG-ASPAC
Menindaklanjuti berita Kompas (19/1/2019) halaman 16, ”Proyek Percontohan Terbengkalai”, dengan ini kami, Asosiasi Pemerintah Kota Se-Asia Pasifik (United Cities and Local Government Asia Pacific) atau disebut UCLG ASPAC, menyampaikan beberapa koreksi atas informasi yang ada dalam berita tersebut.
Pertama, pembiayaan pembangunan proyek instalasi pengolahan sampah yang terletak di Pasar Talang Banjar, Kota Jambi, bukan senilai 200.000 dollar AS, melainkan 77.000 dollar AS. Implementasi proyek ini juga mendapatkan dukungan pembiayaan dari Pemerintah Kota Jambi.
Kedua, saat ini proyek percontohan tersebut tidak terbengkalai, tetapi sudah mencapai tahap commissioning.
Ketiga, ketika uji coba dilakukan dan mesin dioperasikan hingga saat ini, mesin pelumat (pencacah) sampah dapat berfungsi dengan baik dan tidak dalam kondisi rusak. Dengan demikian, kami tegaskan bahwa informasi pada berita tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Keempat, lokasi proyek percontohan di dalam berita tersebut digambarkan tidak terawat dan ”dipenuhi semak belukar”. Kenyataannya tidaklah demikian. Sebaliknya, lokasi tersebut terjaga dengan perawatan yang baik. Dokumentasi situasi akhir lokasi proyek instalasi pengolahan sampah di Pasar Talang Banjar, Jambi, kami lampirkan dalam surat ini (Redaksi) sebagai bukti atas ketakakuratan informasi pada berita Kompas tersebut.
Perlu diketahui bahwa saat ini fasilitas itu masih dalam proses serah terima dari UNESCAP Bangkok kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sehingga kami selaku pelaksana proyek selalu memastikan bahwa fasilitas terjaga baik. Kami sebagai pihak pelaksana proyek percontohan tersebut merasa sangat menyayangkan atas muatan berita tersebut yang kami nilai tidak akurat dan bersifat sepihak tanpa melakukan counter check terlebih dahulu kepada pihak pelaksana untuk memastikan kemajuan proyek.
Bernadia Irawati Tjandradewi
Sekretaris Jenderal United Cities
and Local Government–Asia Pacific (UCLG ASPAC)
Catatan Redaksi:
Tentang nilai program 200.000 dollar AS, Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakannya dalam wawancara (27/9/2017) saat peletakan batu pertama pembangunan instalasi Waste to Energy di Kota Jambi. Rekaman wawancara masih kami simpan.
”Terbengkalai” diartikan ’sudah selesai dibangun dan sudah diujicobakan, tapi sampai dengan setahun kemudian tak kunjung dimanfaatkan’.
Terkait itu, Kepala Dinas Pasar Kota Jambi Komari menjelaskan dua sebab tak beroperasinya instalasi pengolahan sampah untuk energi di Pasar Talang Banjar. Pertama, belum ada serah terima dari pemerintah pusat. Saat itu pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pusat (KLHK) memastikan kapan serah terimanya.
Kompas pun meminta keterangan Direktur Pengolahan Sampah KLHK Novrizal Tahar terkait itu. Ia menyatakan masih ada soal teknis yang perlu diperbaiki terkait plant biodigester sebagaimana diberitakan Kompas.id (21/1/2019).
Menurut Novrizal, selain di Jambi, proyek serupa dilakukan di Kabupaten Malang. Di Malang, pengolahan itu sudah lama dapat dimanfaatkan menjadi energi meski belum ada serah terima hibah kepada Pemerintah RI, sedangkan di Jambi belum dimanfaatkan.
Mengenai kondisi bersemak di lokasi instalasi adalah
pada saat Kompas meliput di lokasi.