Arab Saudi mencabut status kewarganegaraan Hamza bin Laden. Amerika Serikat memburu Hamza yang menjadi pemimpin dan darah baru Al Qaeda.
Menurut pejabat AS, seperti dikutip BBC, dalam beberapa tahun terakhir, Hamza, putra pendiri Al Qaeda, Osama bin Laden, itu merilis pesan audio dan video yang meminta pengikut untuk menyerang AS dan sekutunya sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap ayahnya. Sementara itu, AS menyediakan hadiah hingga 1 juta dollar AS bagi siapa pun yang memberi tahu keberadaan Hamza.
Berita pencabutan status kewarganegaraan Hamza muncul di koran Umm al-Qura, Jumat lalu. Pencabutan status Hamza didasarkan pada permintaan kerajaan pada November 2018. Padahal, Departemen Luar Negeri AS sudah memasukkan nama Hamza sebagai teroris sejak tahun 2017.
Hamza juga menarget warga AS di luar negeri dan mendesak suku-suku di Arab Saudi bersatu dengan cabang Al Qaeda Yaman untuk berperang melawan Saudi. Osama bin Laden tewas tahun 2011 dalam operasi rahasia di Abbottabad, Pakistan, tempat persembunyiannya.
Hamza, yang diperkirakan berusia 30 tahun itu, menikah dengan anak pilot yang menabrakkan pesawat ke gedung WTC di New York, 11 September 2001, Mohammed Atta. The Guardian menulis, sesuai penuturan saudara tiri Osama, Ahmad dan Hassan al-Attas, Hamza telah mengambil posisi senior dalam Al Qaeda dan memang bertujuan membalas dendam atas kematian ayahnya.
Informasi tersebut disampaikan saudara tiri Osama bin Laden selama wawancara dengan The Guardian. Ahmad dan Hassan al-Attas mengatakan, mereka percaya Hamza telah mengambil posisi senior dalam Al Qaeda dan bertujuan untuk membalas kematian ayahnya, yang ditembak mati dalam serangan militer AS di Pakistan tujuh tahun lalu.
Hamza dipercaya telah menjadi wakil pemimpin kelompok teroris yang sekarang dipegang Ayman al-Zawahiri. Dua anak Osama bin Laden, yakni Khalid dan Saad, sudah tewas masing-masing pada 2011 dan 2009. Khalid tewas saat pasukan AS menyerbu ke Abbottabad, sedangkan Saad tewas dalam satu serangan dengan drone di Afghanistan.
Hamza menghabiskan waktu cukup lama di Iran dan dibimbing Abu al-Khayr al-Masri, wakil Zawahiri setelah kematian Osama. Masri diduga tewas dalam sebuah serangan oleh AS di perbatasan Suriah dan Turki, tepatnya di Provinsi Idlib, pada Februari 2017.
Kehadiran Hamza membawa angin segar bagi kelompok Al Qaeda sekaligus meningkatkan ancaman terhadap keamanan dunia. Selama ini, Al Qaeda seolah tenggelam oleh gemuruh Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
”Ini strategi mereka. Namun, mereka tidak pernah menyerah,” kata Koordinator Kontraterorisme AS Nathan Sales. Terorisme tidak pernah mati, Al Qaeda siap menggantikan peran NIIS. Kewaspadaan harus terus kita tingkatkan untuk melawannya. ”Jangan salah, Al Qaeda tetap memiliki kemampuan dan niat untuk memukul kami,” kata Sales.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.