Simpati Dunia Akan Memulihkan Tragedi
Musibah inferno atas Katedral Notre-Dame seperti mengiris nurani hingga ke berbagai sudut dunia. Maklum bangunan Gereja Katolik itu memiliki muatan bernilai religi hingga keagungan peradaban manusia. Tangisan warga Paris dan ucapan duka para pemimpin bertaburan.
Jean-François Colosimo, sejarawan agama melukiskan rasa sesak atas kebakaran yang menimpa Katedral Notre-Dame pada Senin (15/4/2019) malam di Paris. “Monumen-monumen ini, Notre-Dame (Bunda Maria) terutama, milik jaringan gereja, biara-biara yang turut membentuk Eropa, proyeksi pertama kesadaran Eropa. Siapa pun yang percaya dan tidak percaya tentang surga memiliki alasan untuk terkejut pada kekalutan yang sedang terjadi,” katanya kepada BFM-TV, Senin malam.
Dia melukiskan situasi itu sebagai akhir dunia. Api, kata Colosimo, tampaknya menggambarkan kerapuhan ekstrem dari situasi terkini dalam kehidupan. Colosimo sedang mencoba memaknai kobaran api yang dimulai pada 18.30 waktu setempat dan merubuhkan menara Katedral. Lebih dari 10 jam sebanyak 400 petugas pemadam kebakaran memadamkan bara api. Musibah terjadi di awal pekan suci bagi penganut Katolik pada khususnya dan menjelang Tri Hari Suci.
Hal menyejukkan di tengah kesedihan adalah kesediaan dari mereka yang bermurah hati. Sebanyak 460 juta euro (520 juta dollar AS) terkumpul dalam sehari. Ini diawali komitmen 100 juta euro dari warga kaya Perancis, Francois-Henri Pinault, suami aktris Salma Hayek dan juga bos dari Kering, pemilik merek Gucci. Komitmen lain datang dari Bernard Arnault, pimpinan dari produk merek mahal, LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton). Dukungan dari perusahaan raksasa perminyakan Perancis, Total, dan dukungan lain dari luar negeri termasuk dari AS, berdatangan.
“Keagungan Notre-Dame – sejarah, nilai artistik serta spiritualitasnya – menyela napas, mengangkat kita ke dalam pemahaman tinggi tentang siapa kita dan akan jadi apa kita. Berada di Paris malam ini, hati saya berempati pada warga Perancis. Meski demikian kita tahu Notre-Dame segera memerangah lagi,” demikian kata mantan Ibu Negara AS Michelle Obama.
Ya, bukan kali ini saja musibah menimpa Notre-Dame, walau kejadian terakhir adalah yang paling mengejutkan. Katedral yang proses pembangunannya kurang lebih 200 tahun itu rusak sebagian oleh api dalam hitungan jam. Inferno telah merusak sebagian bangunan dengan sentuhan gotik Perancis terbaik dari Abad Pertengahan.
Ini mengusik Katedral Notre-Dame, salah satu ikon Perancis dengan kombinasi gargoyle, sebutan bagi patung-patung mengambarkan wujud setengah manusia dan setengah hewan buruk rupa.
Bangunan yang dimulai atas perintah Uskup Paris Maurice de Sully pada 1163, di era Raja Louis VII itu, pernah rusak dan diabaikan pada dekade 1790-an di era Revolusi Perancis. Cuaca dan zaman telah pernah juga merusak bagian bangunan.
Katedral pernah terbakar pada abad 13 berdasarkan buku The Engineering of Medieval Cathedrals. Untuk itu periode 1230 -1240 dilakukan pekerjaan ulang untuk memperbaiki bangunan tersebut.
Notre-Dame memang selalu berubah sejak berdiri. Setiap era selalu memberi sentuhan pada bangunannya. Menara yang rubuh pada hari Senin bukan asli, sebab menara awal yang dibangun pada 1250 telah diubah lima abad kemudian. Arsitek bernama Eugene Viollet-le-Duc, pembela kuat monumen Abad Pertengahan, adalah yang membangun kembali menara dan rampung pada 1860.
Sejarah telah terulang kembali. Butuh tahunan lagi memulihkan Katedral dan dikatakan tak akan bisa dibangun mirip seperti sedia kala. Untuk pemulihan bangunan yang terbakar, terutama bagian atap, perusahaan milik negara Perancis, Caisse des Depots, mengatakan akan mendonasikan pohon oak (ek) yang hangus.
Hanya saja pakar peninggalan harta budaya Perancis Bertrand de Feydeau, Wakil Presiden Fondation du Patrimoine (pengelola cagar budaya), kepada radio France Info, menyatakan pohon serupa sebagai sumber bahan asli atap terbakar tidak lagi dimiliki sekarang ini.
Artefak berharga selamat
Meski demikian, Katedral masih menyisakan artefak paling berharga. Mahkota Berduri Yesus sebelum penyaliban salah satu di antara yang selamat. Mahkota ini dibawa ke Paris dari Jerusalem di zaman Konstantinovel pada abad ke-12. Meski tidak asli utuh, mahkota ini menjadi obyek kenangan berharga Kristen berabad-abad.
Bahu membahu aparat mencoba menyelamatkan beberapa peninggalan berharga, seperti dikatakan Wali Kota Paris Anne Hidalgo. Jubah kebesaran Santo Louis, Raja Perancis dari abad 13, lonceng Katedral dengan berat 13 ton yang didentangkan saat Paskah turut selamat. Untuk sementara peninggalan berharga yang tersisa ini bersama yang lainnya disimpan di Museum Louvre.
Tetap ada kekhawatiran peninggalan berharga termasuk lukisan di dalamnya tidak akan serupa aslinya. “Tampaknya tidak semua rusak meski masih harus menunggu waktu untuk mengetahui keadaan sebenarnya, apakah ada yang bisa dipulihkan secara sempurna,” kata Maxime Cumunel, Sekjen Observatory for Religious Heritage. “Kita terhindar dari bencana total dan sekitar 10 persen rusak. Ini harus kita hadapi,” kata Cumunel.
Empat dari lukisan besar abad ke-17 dan ke-18 yang memotret kehidupan para apostel turut rusak, setidaknya sebagian. Menteri Kebudayaan Perancis Franck Riester mengatakan lukisan-lukisan itu terkena efek asap, bukan oleh kobaran api.
Sejarahnya tak hilang
Meski tidak akan pernah kembali sempurna setelah renovasi nantinya, sejarah Katedral tidak akan pernah hilang. Bangunan megah di atas Ile de la Cite, sebuah pulau kecil di Sungai Seine ini, tak akan kehilangan sejarah dan makna yang terkandung di dalamnya.
Katedral Notre-Dame misalnya akan tetap tercatat sebagai titik nol ke semua sudut di Perancis. Titik ini persis di depan Katedral.
Katedral juga akan tetap tercatat sebagai bangunan di atas puing dua gereja yang ada sebelum 1163 hingga 1345, periode awal pembangunan Katedral. Bangunan melalui proses pembuatan yang berlangsung kurang lebih 200 tahun.
Akan tetap tercatat bahwa Katedral itu juga ada di atas bekas kuil Romawi (Gallo-Roman) yang dipersembahkan untuk Jupiter, menurut Encyclopedia Britannica.
Bangunan akan tetap menjadi saksi sejarah atas kejadian penting lannya. Di Notre-Dame ini pernah Napoleon menobatkan diri sendiri pada 1804 sebagai Kaisar Perancis.
Notre-Dame Paris adalah sejarah, literatur, imginasi kita. Ini tempat yang menjadi simbol manusia bertahan dari epidemi, perang dan pembebasan.
Di Notre-Dame itu juga Paus Pius X melakukan beatifikasi atas Joan of Arc, Raja Perancis yang berjasa melawan Inggris pada 1909. Di lokasi serupa almarhum mantan Presiden Perancis Charles de Gaulle, wafat pada 9 Desember 1970, disemayamkan. Raja Henry VI dari Inggris dimahkotai sebagai Raja Perancis pada 1431 di dalam Katedral.
Lonceng Katedral pada 24 Agustus 1944 juga sekaligus menandai pembebasan Paris dari invasi Nazi. Ini mengakhiri tahun-tahun gelap Paris di bawah Jerman selama Perang Dunia II.
Film laris
Keindahan bangunan dan muatan sejarah membuat Notre-Dame menjadi salah satu yang paling banyak dikunjungi di Paris. Ada 13 juta pengunjung per tahun atau sekitar 35.600 orang per hari ke Katedral ini. Keanggunan bangunan seperti itulah yang juga yang membuat pemahat, ahli seni, para filsuf sering mendapatkan ide.
Tentu Katedral juga menginspirasi penyair Perancis Victor Hugo dengan novelnya pada 1831 berjudul "The Hunchback of Notre-Dame". Ini melahirkan film laris yang diperankan Anthony Quinn dan aktris Italia, Gina Lolobrigida, mengadegankan Quasimodo dan Esmeralda yang dituliskan di novel itu.
Walt Disney pun membuat animasi dari novel serupa pada 1996 diikuti komedi musikal pada 1998 oleh Luc Plamondon, seniman Kanada.
Seruan doa
Bangunan Katedral mungkin juga akan berdiri lebih megah lagi. Terkait ini muncul seruan doa dari Paus Fransiskus untuk memberikan penghiburan atas musibah. “Notre-Dame akan tetap ada dan kita sudah menyaksikan itu dari keterharuan orang-orang yang bersatu memberi dukungan saat keadaan dramatis terjadi dalam sejarah Perancis,” demikian Paus Fransiskus.
Ini mengukuhkan seruan Uskup Agung Paris Michel Aupetit yang memohon semua pastor di seantero Perancis mendentangkan lonceng gereja sebagai wujud keprihatinan dan doa bersama.
Imam dan awam bersatu, demikian juga warga Paris, Perancis dan seluruh dunia hingga Zinedine Zidane yang juga turut bersimpati. Alhasil komitmen Presiden Perancis Emmanuel Macron mengukuhkan itu dalam posisinya sebagai Presiden Negara Perancis.
Macron menegaskan akan ada kampanye nasional untuk pendanaan serta seruan pada talenta terbaik dunia, bukan hanya dari Perancis, untuk mereparasi Katedral Notre-Dame. “Notre-Dame Paris adalah sejarah, literatur, imginasi kita. Ini tempat yang menjadi simbol manusia bertahan dari epidemi, perang dan pembebasan. Itu ada dalam episentrum kehidupan kita,” kata Macron. (AP/AFP/REUTERS)