Tantangan ”Mutu” Guru
Tajuk Rencana Kompas (3/5/2019) menarik ditanggapi. Dewasa ini pendidikan menghadapi tantangan tidak ringan. Pemerintah sudah terbukti bertekad memacu kualitas pendidikan Indonesia dengan meningkatkan mutu guru. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan profesi guru (PPG) adalah salah satunya.
Siswa sekarang termasuk generasi Z, karakter mereka aktif berburu informasi apa pun. Tinggal klik kata kunci di Google, pastilah ketemu jawabannya. Nah, guru harus bisa memberikan sesuatu yang lebih kepada siswa, melebihi apa yang disediakan oleh Google.
Guru harus bisa mengarahkan siswa. Guru harus bisa memberikan perspektif baru atau perspektif lain yang tidak mungkin didapat di internet. Guru harus terus punya komitmen untuk selalu berkreasi dan berinovasi agar bisa memenuhi kebutuhan siswa pada era informasi yang serba terbuka. Guru harus bisa memberikan ”warna baru”.
Siswa zaman sekarang memiliki tantangan serius untuk mengarungi kehidupan. Oleh karena itu, perubahan paradigma berpikir tingkat tinggi merupakan suatu keniscayaan bagi dunia pendidikan. Siswa harus dibekali kemampuan nalar tingkat tinggi (HOTS) sehingga siswa berpikir logis, kritis, analitis, sekaligus kreatif-inovatif.
Guru harus hadir mendampingi siswa untuk memproses dirinya memiliki kemampuan bernalar tinggi. Oleh karena itu, siswa perlu terus beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Guru secepatnya menyesuaikan diri agar mampu mendampingi siswa.
Guru harus terus belajar dan mengembangkan kemampuannya. Untuk itu, guru dan siswa harus sama-sama memiliki mental pemelajar yang tinggi. Semoga mutu guru terus membaik.
ABDUL HALIM FATHANI
Dosen Pendidikan Matematika,
Universitas Islam Malang
Terima Kasih
Tanggal 19 Maret 2019, setelah mendarat di Jakarta dengan pesawat Garuda dari Banjarmasin, saya naik KA bandara menuju Stasiun Batu Ceper, Tangerang Kota.
Karena terburu-buru, tas saya tertinggal di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Padahal, kereta sudah mau berangkat dan saya baru sadar bahwa tas ketinggalan.
Saya segera melapor kepada petugas keamanan bernama Dwi Sutisna. Saya dibantu mencari tas yang tertinggal dan tiket kereta saya diproses agar tidak hangus. Singkat cerita, tas saya ketemu dan saya segera melanjutkan perjalanan dengan kereta bandara tanpa perlu membeli tiket lagi.
Terima kasih kepada tim keamanan kereta Bandara Soekarno-Hatta.
Boma Sijabat
Mayang, Bosar Maligas,
Simalungun, Sumatera Utara
Belum Sampai
Tanggal 25 April 2019, saya membeli suplemen untuk mata melalui Tokopedia, bayar lunas dengan INV/20190425/
XIX/IV/303231009.
Informasinya barang telah dikirim ke alamat saya melalui J&T resi JD0036105708, tetapi barang belum sampai.
Berkali-kali saya kontak fasilitas komplain Tokopedia dan hotline J&T, tetapi hanya disuruh bersabar.
Yohanes Ananto
Jl Parangtritis, Yogyakarta
Raket Jadi Rusak
Pada 26 Januari 2019, saya naik Air Asia dari Jakarta menuju Penang, Malaysia, dengan membawa raket bulu tangkis.
Di counter check in saya diminta memasukkan raket saya ke bagasi. Sebenarnya saya tidak yakin, tetapi katanya aturannya begitu. Raket diberi stiker”fragile”.
Sampai di Penang, raket saya rusak. Saya pun diminta mengisi formulir laporan. Sampai di Jakarta, saya e-mail masalah ini ke Air Asia.
Namun, setelah berbulan-bulan dan bertele-tele, jawaban e-mail Air Asia adalah menolak mengganti rugi.
Donant Alananto I
Pancoran Barat,
Jakarta Selatan