Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Sabuk dan Jalan (Belt and Road/ B&R) ke-2 sukses diselenggarakan di Beijing, 25-27 April. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memimpin delegasi tingkat tinggi untuk menghadiri forum itu. Ini kedua kalinya China menjadi tuan rumah Forum KTT B&R. Dibandingkan dengan forum pertama, skala kali ini lebih besar, konten dan penghasilan lebih beragam, negara yang berpartisipasi lebih banyak.
Pertama, mengevaluasi secara positif kemajuan dan makna dari kerja sama B&R, serta percaya bahwa pembangunan bersama B&R adalah kesempatan menuju kemakmuran bersama, membuka lebih luas ruang untuk pertumbuhan ekonomi di setiap negara dan dunia, menciptakan platform untuk memperkuat kerja sama internasional, serta memberikan kontribusi baru untuk membangun komunitas senasib sepenanggungan.
Kedua, memperkaya konsep kerja sama dan dengan konsisten menegaskan kembali komitmen membangun bersama B&R yang berkualitas tinggi. Konsisten mendukung pembangunan keterbukaan, kebersihan, dan hijau, menentang proteksionisme, dan berusaha untuk membangun Jalan Sutra era baru yang bersih dan ramah lingkungan. Sepakat untuk mempraktikkan pembangunan berstandar tinggi, meningkatkan taraf hidup rakyat, mengusung konsep berkelanjutan, serta secara aktif memenuhi aturan dan standar internasional yang diakui secara umum.
Ketiga, memperjelas fokus kerja sama. Memutuskan untuk memperkuat kerja sama di semua bidang dan multibidang, terus mempromosikan konektivitas di darat, laut, udara, dan dalam jaringan (internet), serta membangun infrastruktur yang berkualitas tinggi, berkelanjutan, tahan risiko, harga terjangkau, dan inklusif. Untuk memastikan keberlanjutan, proyek kerja sama akan terus mematuhi panduan pemerintah, dijalankan oleh perusahaan sebagai entitas utama, dan operasional berdasarkan prinsip pasar. Terus memperluas saluran pembiayaan dan mengurangi beban pembiayaan, serta menyambut lembaga keuangan multilateral dan nasional untuk berpartisipasi dalam investasi serta kerja sama pendanaan.
Keempat, memperkuat mekanisme kerja sama. Sepakat mendukung pembangunan kemitraan interkoneksi global, mendalami integrasi rencana dan inisiatif setiap negara serta organisasi internasional untuk pembangunan ekonomi, memperkuat kerja sama pasar bilateral dan dengan pihak ketiga, membangun saluran logistik dan perdagangan internasional, serta membantu lebih banyak negara untuk meningkatkan level interkoneksi.
Kelima, mendukung penguatan kerja sama pragmatis dan mencapai hasil lebih bermanfaat. Semua pihak menandatangani lebih dari 100 dokumen kerja sama multi-bilateral dan mencapai 283 hasil saling menguntungkan. Forum Pengusaha menandatangani perjanjian kerja sama dengan total lebih dari 64 miliar dollar AS.
Konsensus tersebut terlihat dalam Komunike Bersama KTT Meja Bundar yang diadopsi oleh para pemimpin dengan suara bulat dan daftar hasil yang telah diterbitkan China sebagai tuan rumah KTT. Konsensus itu akan menjadi panduan aksi untuk pembangunan B&R pada masa depan.
China-Indonesia
Indonesia adalah tempat inisiatif ”Jalur Sutra Maritim Abad ke-21” pertama diluncurkan. Beberapa tahun terakhir, penyinergian strategi pembangunan kedua negara telah dipercepat. Kedua pemerintah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk bersama-sama membangun Inisiatif B&R dan ”Poros Maritim Dunia”. Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung—ikon utama tahap pertama dari penyinergian strategis pengembangan Indonesia-China—telah memasuki tahap implementasi penuh.
Kerja sama antar-pemerintah untuk tahap kedua proyek ”Koridor Ekonomi Komprehensif Regional” secara resmi diluncurkan. Kedua pihak telah menyelenggarakan pertemuan pertama Komite Bersama untuk Kerja Sama Pembangunan Koridor tersebut dan mencapai hasil positif. Kunjungan Wapres RI Jusuf Kalla ke China di KTT itu sangat sukses. Presiden Xi Jinping dan Wapres Wang Qishan secara terpisah bertemu Jusuf Kalla, mencapai konsensus penting baru tentang hubungan bilateral dan pembangunan bersama Inisiatif B&R dan Poros Maritim Dunia.
Bersama-sama dengan para pemimpin negara lain, Jusuf Kalla menghadiri kegiatan utama Forum KTT B&R dan mendiskusikan kebijakan pembangunan B&R. Rencana Kerja Sama untuk Pembangunan ”Koridor Ekonomi Komprehensif Regional” yang ditandatangani oleh kedua belah pihak telah dimasukkan dalam Komunike Bersama KTT Meja Bundar dan daftar pencapaian KTT.
Kunjungan ini membuahkan hasil pragmatis yang beragam. Jusuf Kalla menghadiri Forum Bisnis China-Indonesia dan menyampaikan pidato utama, serta menyaksikan penandatanganan sejumlah perjanjian kerja sama antara kedua perusahaan. Menurut laporan media dari Indonesia, perjanjian itu melibatkan 23 proyek kerja sama dengan nilai investasi 14,2 miliar dollar AS. Jusuf Kalla menekankan proyek-proyek itu adalah kerja sama antar-perusahaan, tidak akan membawa utang baru bagi Indonesia.
Dalam forum tematis, kedua negara menandatangani Rencana Kerja Sama untuk Pembangunan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, secara simbolik merupakan langkah besar ke depan dalam pembangunan Koridor Ekonomi dan memberikan dorongan baru untuk pengembangan pulau terluar Indonesia.
Penandatanganan MoU antar-kedua belah pihak untuk bersama-sama membangun Pusat Penelitian Teknologi Gabungan Kereta Cepat China-Indonesia sangat penting untuk mendukung pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Indonesia dan mempromosikan peningkatan kemampuan teknologi kereta api berkecepatan tinggi di Indonesia. Kedua negara menandatangani perjanjian tentang impor buah manggis dan buah naga dari Indonesia ke China, untuk mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia ke China dan mendorong pengembangan perdagangan China-Indonesia yang seimbang.
Universitas Tsinghua menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Bandung. Kedua perguruan tinggi akan bersama-sama melatih talenta yang inovatif melalui kerja sama kelembagaan, membantu pengembangan SDM di Indonesia. Kerja sama itu membawa manfaat nyata bagi pembangunan nasional Indonesia dan kehidupan rakyat Indonesia.
Xiao Qian Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia