Penyerangan atas dua tanker di Teluk Oman membuat harga minyak dunia naik 4 persen. Iran dan AS saling tuduh terkait siapa yang melakukan penyerangan itu.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan, penyerangan tanker milik Uni Emirat Arab (UEA) dan Jepang itu mencurigakan karena dilakukan saat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Ia meminta forum kawasan menggelar dialog untuk menghindarkan kecurigaan di antara negara anggotanya.
Seperti biasa, Amerika Serikat (AS) menyalahkan Iran atas penyerangan dua tanker itu. Juru Bicara Pusat Komando Bill Urban merilis video yang memperlihatkan kapal patroli Garda Revolusi Iran mendekat ke arah kapal Kokuka Courageous milik Jepang. Sebelumnya, AS juga menuduh Iran terkait dengan peledakan empat kapal tanker di UEA dan serangan pesawat tanpa awak terhadap dua stasiun pompa minyak Arab Saudi. ”Tuduhan itu didasarkan pada data intelijen, senjata yang dipakai, dan keterampilan pelaku penyerangan menggunakan senjata,” kata Menlu AS Mike Pompeo.
Pejabat keamanan AS dan Eropa serta para analis memperingatkan agar tidak mengambil kesimpulan tentang siapa yang melakukan serangan. Di London, Menlu Inggris Jeremy Hunt mengatakan, Inggris menanggapi masalah ini ”dengan sangat serius”. Namun, jika Iran terlibat, ”Itu adalah eskalasi yang sangat tidak bijaksana yang menimbulkan bahaya nyata bagi prospek perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.”
Ketegangan antara Iran dan AS terus meningkat sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir antara Iran dan enam negara tahun lalu serta memberlakukan sanksi terhadap Iran. Bahkan, Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz jika tidak bisa mengekspor minyak yang menjadi pemasukan utama negaranya.
Namun, baik Iran maupun AS sama-sama menyatakan ingin menghindari terjadinya perang. Pengamat mengatakan, penyerangan merupakan strategi Iran agar dunia internasional meningkatkan tekanannya untuk mempertemukan Iran dan AS di meja perundingan.
”Selalu ada kemungkinan dunia luar mencoba menyalahkan Iran, tetapi ada kemungkinan yang lebih besar, bahwa ini merupakan upaya meningkatkan diplomasi Iran dengan menciptakan urgensi internasional yang dirasakan agar AS dan Iran melakukan pembicaraan,” kata Jon Alterman dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington. Sebelumnya, Menlu Iran menyatakan, penyerangan tanker itu sebagai upaya ”sabotase diplomasi” untuk mengucilkan Iran.
Penyerangan atas tanker di kawasan Teluk dapat mengancam pasokan minyak mentah dunia. Eskalasi sekecil apa pun dapat membuat gejolak harga minyak dunia. Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia dirugikan oleh kondisi ini. Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, kita berharap Kementerian Luar Negeri bisa memediasi pertemuan negara Teluk untuk mengurangi ketegangan di kawasan atau mempertemukan AS dan Iran di meja perundingan.