Istana Merdeka
Apakah kemerdekaan itu adalah sebuah keadaan di mana Anda mampu menerima hal yang tak Anda sukai dan Anda sukai, mau itu diterima dengan lapang dada atau dengan hati yang terpaksa. Begitukah?
Menyangkal diri
Pertanyaan itu timbul tepat saat negeri ini merayakan hari kemerdekaannya satu minggu yang lalu. Saya sedang membersihkan tempat tinggal saya yang sudah kotornya setengah mati. Dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00, tanpa henti, tanpa makan pagi dan siang.
Saya tak sempat menyaksikan upacara kemerdekaan di Istana Merdeka. Setelah semua urusan membersihkan tempat tinggal itu selesai, saya mulai melihat di beberapa akun media sosial teman yang diundang datang ke Istana. Sesaat timbul rasa iri yang menyelinap. ”Mengapa saya tak diundang?” Tetapi, perasaan iri itu tak lama bercokol di hati.
Perasaan yang tak lama bercokol di hati itulah yang hari ini ingin saya bagikan. Saya seperti seorang yang merdeka karena mampu menepis perasan iri dengan cepat dan tak membekas. Seperti saya pernah tuliskan, semoga saya tak keliru, sepanjang 2019 ini hidup saya seperti ayunan, bahkan bisa dikatakan sudah menghempas bagian terbawah hidup saya.
Saya tak perlu menceritakan bulan-bulan seperti ayunan itu. Itu tak penting. Satu hal yang ingin saya bagikan adalah bagaimana rasanya menikmati kemerdekaan di atas ayunan yang mampu membuat ulu ati menjadi ngilu.
Saya sendiri tak tahu dari mana datangnya, tetapi tepat di hari kemerdekaan satu minggu lalu itu, setelah saya setengah jalan membersihkan tempat tinggal sekecil sangkar burung itu, saya tiba-tiba berpikir bahwa merasa merdeka itu harus dimulai sendiri, dari dalam diri, dan itu hanya didapat melalui penyangkalan diri.
Penyangkalan diri itu, menurut saya, sebuah keadaan di mana seseorang memutuskan untuk tak lagi terikat kepada apa pun dan kepada siapa pun. Sebuah keadaan di mana seseorang berani mengatakan tidak kepada sesuatu yang dahulu tak dapat untuk menolaknya.
Misalnya, kalau saya tertangkap polisi di jalan karena melakukan kesalahan secara terang-terangan, kemudian saya tak terima ditangkap dan berusaha menelepon saudara atau teman yang dapat membebaskan dari kesalahan yang dibuat. Maka, penyangkalan diri adalah berani untuk tidak terikat kepada kekuasaan teman atau saudara, yang dahulu tak bisa tidak untuk dilakukan.
Istana yang baru
Contoh lain. Korupsi atau memenangi tender dengan melakukan jalan-jalan yang kelihatannya benar, tetapi kalau ditelusuri lagi mungkin itu sebuah jalan yang dimanipulasi. Penyangkalan diri mampu membuat seseorang mengatakan tidak untuk mendapat uang dengan cara yang tak benar. Penyangkalan diri memampukan saya tidak lagi terikat akan cinta uang.
Dalam sebuah situasi perselingkuhan, misalnya, maka seseorang yang melakukan penyangkalan diri akan berani mengatakan tidak pada keterikatan akan mencintai pasangan orang lain, dengan tidak mudah mengatakan bahwa cinta itu bisa datang dari mana saja.
Penyangkalan diri akan membuat seseorang tak mudah mengatakan saya ini hanya manusia biasa yang lemah. Sehingga merasa kalau merdeka itu adalah sebuah situasi yang menguntungkan untuk dapat jatuh ke berbagai kesalahan yang itu-itu saja. Jatuh berulang kali dianggap sebagai sebuah keberuntungan memiliki kemerdekaan.
Kemerdekaan tidak diberikan Sang Kuasa untuk merdeka menyakiti orang lain. Kemerdekaan itu diberikan untuk menciptakan sebuah situasi sukacita, situasi tak terjajah untuk semua orang. Sebab, kalau saya merasa merdeka dan merasakan kemerdekaan itu, sejatinya saya akan sejahtera.
Bagaimana mungkin ada seseorang yang katanya merasa sudah merdeka bisa memiliki keterikatan atau keterjajahan kepada cara pandangnya yang tak sejahtera atau yang tak merdeka, bukan?
Karena penyangkalan diri akan melahirkan manusia yang benar merdeka, yang mampu menghadapi segala keadaan sebagai seorang pemenang.
Bagaimana tidak? Anda mampu membebaskan diri dari sebuah penjajahan atas keterikatan pada keinginan Anda untuk korupsi, untuk berselingkuh, untuk merusak tubuh, untuk memanipulasi, untuk menelepon saudara Anda yang lebih berkuasa. Tidakkah itu sebuah kemenangan?
Kemenangan melawan keterikatan yang membuat Anda semakin terjerat dalam ketidakbenaran. Kemenangan atas kemampuan Anda menguasai diri untuk mengatakan tidak kepada keinginan yang tak senonoh.
Penyangkalan diri akan memampukan Anda dan saya mendirikan sebuah istana yang baru di dalam diri. Sebuah istana yang dahulu begitu penuh terisi dengan penjajahan, kepada sebuah istana yang Anda dan saya dapat menyebutkannya dengan penuh rasa sukacita, sebagai Istana Merdeka.