Seleksi Pemimpin KPK
Pemilihan pemimpin KPK makin mendekati tahap akhir. Untuk itu, saya sampaikan beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan dalam menilai kinerja panitia seleksi.
Apakah prosedur dan penapisan calon komisioner ini cukup transparan? Apakah potensi benturan kepentingan diminimalkan, bahkan lebih jauh lagi dihilangkan? Apakah integritas calon yang ditelusuri dari rekam jejaknya teruji? Apakah kinerja mendatang dapat mengatasi impunitas seseorang?
Kita harus mengakui bahwa meskipun banyak kekurangan dalam masa kepemimpinan Agus Rahardjo, lembaga ini memiliki tingkat kepercayaan masyarakat yang paling tinggi di antara lembaga-lembaga pemerintah lain. Kinerja yang secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan keajekan KPK di bawah kepemimpinan Agus Rahardjo dalam upaya pemberantasan korupsi.
Tanggung jawab kinerja KPK mendatang tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab presiden dalam memilih panitia seleksi. Apakah kemauan politik yang kuat dan tulus tecermin dalam kebijakan memilih panitia seleksi?
KPK perlu kita jaga karena pelemahan terhadap kewenangan KPK berdatangan dari berbagai arah. DPR, lembaga dan pejabat pemerintahan, kelompok-kelompok dengan kepentingan masing-masing, semua ingin menggembosi KPK. Tidak tuntasnya penanganan perkara teror terhadap Novel Baswedan, misalnya, menunjukkan bahwa ada tarik-menarik kepentingan. Meskipun tidak diakui, semua tahu itu merupakan suatu kenyataan.
Harapan masyarakat tentu sama, bahwa keindahan wacana serta berbagai rencana yang bertaburan janji akan terlaksana dan tidak berantakan oleh korupsi yang membudaya dan makin tidak terkendali.
Lima tahun mendatang merupakan masa krusial bagi bangsa tercinta ini. Berhasil membentuk masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan ataukah tetap menjadi paria di antara berbagai bangsa di dunia? Kalau yang terakhir yang terjadi, hal itu antara lain merupakan akibat dari kelalaian dalam menuntaskan masalah korupsi.
Tulisan yang muncul di berbagai media dengan judul ”Senjakala KPK” jangan sampai berwujud.
Hadisudjono Sastrosatomo Jalan Pariaman, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan 12970
Kecewa Pesawat
Minggu, 28 Juli 2019, pukul 12.00 Wita, kami check out dari hotel setelah mengikuti rapat lima hari di Makassar, langsung menuju bandara. Tiket pulang ke Semarang dengan Sriwijaya Air kami beli sebulan sebelumnya (21 Juni 2019 melalui ticket.com dengan pemesan Rebecca), dengan nomor penerbangan SJ 715, Minggu (28/7), pukul 18.20 Wita, dari Makassar.
Alangkah kecewanya, sekitar pukul 14.00 Wita kami tak dapat check in di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Kami menghubungi Layanan Pelanggan Sriwijaya Air dan mendapat informasi bahwa pesawat sedang rusak mesinnya.
Penerbangan SJ 715 itu dibatalkan dan penumpang akan diterbangkan Senin, 29 Juli 2019, dengan jadwal penerbangan yang sama. Pihak Sriwijaya Air kemudian meminta kami kembali ke hotel. Kami menolak karena pembatalan ini bukan kesalahan kami sehingga seharusnya menjadi tanggung jawab Sriwijaya Air. Akhirnya pihak Sriwijaya Air menampung kami di hotel transit.
Sebelumnya, pihak Sriwijaya Air menginformasikan perubahan hari penerbangan tersebut pada Minggu (28/7) pukul 13.37 Wita melalui SMS dan baru kami baca saat sudah di bandara. Dalam pemberitahuan tercantum nomor telepon, tetapi tidak aktif.
Setelah kami berada di tempat transit, kekecewaan kami makin bertambah. Ternyata Sriwijaya Air SJ 715 terbang sesuai jadwal. Sriwijaya Air telah membohongi kami. Mohon penjelasan dari Sriwijaya Air mengapa hal ini terjadi?
Indrawati Sulai Jalan Veteran, Pekalongan