Politik domestik Amerika Serikat tengah berada dalam situasi panas. Upaya pemakzulan atas Presiden Donald Trump sedang dilancarkan oleh Partai Demokrat.
Oleh
·2 menit baca
Politik domestik Amerika Serikat tengah berada dalam situasi panas. Upaya pemakzulan atas Presiden Donald Trump sedang dilancarkan oleh Partai Demokrat.
Sistem presidensial, disebut sejumlah ahli, merupakan sistem yang berpotensi cukup besar berujung pada kebuntuan. Penyebabnya, presiden sebagai kepala eksekutif memegang kekuasaan berdasarkan suara rakyat, sementara di sisi lain, anggota legislatif juga terpilih berdasarkan suara rakyat. Dengan kata lain, di negara yang menerapkan presidensial, ada dua kekuatan memiliki mandat langsung dari rakyat. Maka, baik presiden maupun parlemen sesungguhnya tak bisa saling menjatuhkan. Presiden tak dapat membubarkan parlemen, sementara parlemen juga tidak bisa (dengan mudah) melengserkan presiden. Kalaupun presiden hendak dilengserkan, ada prosedur panjang serta berbelit yang harus ditempuh.
Hal berbeda terjadi pada sistem pemerintahan parlementer. Jika seorang perdana menteri (pemimpin pemerintahan) tak dikehendaki lagi oleh sebagian besar kekuatan di parlemen, ada mekanisme mosi tidak percaya di internal lembaga legislatif yang memaksa si perdana menteri mundur. Dalam situasi lain, perdana menteri yang lelah dengan para anggota parlemen yang menentangnya bisa menggelar pemilu guna mendapatkan lebih banyak kekuatan baru yang mendukung dirinya. Hal ini baru saja terjadi di Inggris.
Dalam sejumlah literatur disebutkan, presidensial kian rumit ketika dikombinasikan dengan multipartai, seperti di Amerika Selatan.
Kebuntuan di antara eksekutif dan legislatif yang berujung pada krisis akut terjadi di Venezuela. Presiden Nicolas Maduro dan legislatif tak akur, sementara keduanya sama-sama memegang mandat langsung dari rakyat. Krisis di negara ini tak kunjung selesai dan menyengsarakan rakyat. Dalam sejumlah literatur disebutkan, presidensial kian rumit ketika dikombinasikan dengan multipartai, seperti di Amerika Selatan.
Ketika pemakzulan diinisiasi legislatif, seperti yang sedang terjadi di AS, politik domestik sangat gaduh. Keterbelahan mendalam di kalangan politisi dan masyarakat terjadi. Pertimbangan keterbelahan ini membuat beberapa kalangan tak suka dengan pemakzulan. Kelompok ini mengingatkan, pemakzulan tidak boleh menjadi alat politik yang dengan mudah dipakai guna menjatuhkan presiden yang dipilih rakyat. Namun, tetap disadari, instrumen pemakzulan tetap harus ada guna memastikan presiden tak bertindak semena-mena.
Kini, proses pemakzulan berlangsung di AS. Situasi panas tak terhindarkan. Dakwaan bahwa Trump menyalahgunakan kekuasaan terkait permintaannya kepada Presiden Ukraina serta menghalangi upaya penyelidikan kasus itu ternyata tak segera disampaikan Ketua DPR AS Nancy Pelosi kepada Senat. Hal ini mengejutkan kubu Trump yang menghendaki pemakzulan segera diakhiri lewat persidangan di Senat.
Trump dapat dipastikan menang dalam sidang di Senat, tetapi langkah Pelosi membuat drama tak sesederhana yang diperkirakan sebelumnya. Situasi politik domestik ini pun akan memengaruhi politik luar negeri Trump, apalagi proses pemakzulan berlanjut pada 2020, tahun diadakannya pilpres.