logo Kompas.id
OpiniIndustri Sawit dan Tantangan...
Iklan

Industri Sawit dan Tantangan Perang Dagang Uni Eropa

Diplomasi dengan semangat solusi jalan tengah perlu dikedepankan sebelum perang dagang Indonesia-Uni Eropa terkait kelapa sawit makin berlarut-larut dan membuat pihak-pihak yang bertikai semakin babak belur.

Oleh
Ratnadi Hendra
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uTAZQAo6HC8IqyAlXZe-hJuaCSU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20180626AIN_KELAPA-SAWIT_1562316542.jpg
KOMPAS/ZULKARNAINI

Tempat penjualan kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya, Aceh sebelum diangkut ke pabrik kelapa sawit, 26/6/2018. Sedikitnya 3.004 hektar tanaman sawit milik rakyat di empat kabupaten di Provinsi Aceh diremajakan menggunakan biaya pungutan ekspor minyak sawit mentah.

Ketegangan perang dagang antara Uni Eropa dan Indonesia diawali dengan Uni Eropa yang memberlakukan countervailing atau bea anti-subsidi sebesar 8 persen hingga 18 persen pada produk impor biodiesel bersubsidi dari Indonesia. Indonesia dianggap melakukan kecurangan dengan memberikan subsidi pada komoditas ekspor kelapa sawit dan produk turunannya sehingga harganya jauh lebih kompetitif.

Atas diberlakukannya countervailling itu, Indonesia merespons dengan menaikkan bea masuk atas produk olahan susu dari Uni Eropa dengan tarif 20-25 persen. Uni Eropa bergeming atas respons Indonesia tersebut. Puncaknya, Uni Eropa mengesahkan moratorium kelapa sawit dengan Renewable Energy Directive (RED) II pada 13 Maret 2019.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000