Agar Pernikahan Tak Jadi Beban
oh... menikahlah denganku
oh... bahagialah selamanya
Potongan lirik lagu ”Menikah” yang dipopulerkan oleh grup band asal Bandung, Java Jive, itu akan membawa imajinasi pada indahnya cinta dan pernikahan. Sesuatu yang menjanjikan kebahagiaan selamanya. Akan tetapi, siapa pun yang merencanakan pernikahan perlu juga membayangkan bahwa urusan menikah bisa mendatangkan kerumitan.
Kerumitan pertama dalam pernikahan kerap disebabkan oleh penyelenggaraan pesta pernikahan itu sendiri. Hal itu karena ada kombinasi masalah biaya dan keinginan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan yang spesial. Belum lagi pengaruh media sosial yang cenderung menyemangati orang untuk ”eksis”, apalagi di momen paling istimewa dalam kehidupan.
Sama halnya dengan membeli rumah yang perlu direncanakan dengan baik, demikian pula halnya pernikahan. Pesta pernikahan harus direncanakan dengan matang agar anggaran memadai, pestanya lancar, mempelainya bahagia, dan, ini yang penting, tidak terbelit utang yang pada akhirnya justru menggerus kebahagiaan.
Berikut ini tips mempersiapkan perkawinan agar dana cukup dan tidak terbebani utang setelah pesta.
1. Persiapkan dana
Terlepas dari apakah Anda belum punya rencana menikah atau belum punya pacar sekalipun, Anda perlu mulai mempersiapkan dana untuk pernikahan sejak dini. Toh pada saatnya Anda akan menuju ke jenjang itu. Dana itu bisa Anda kumpulkan dengan cara menabung, bisa pula dengan investasi yang imbal hasilnya lebih tinggi dari sekadar menabung.
Tidak ada patokan sejak kapan Anda harus mulai mempersiapkan dana pernikahan, tetapi sebaiknya jangan kurang dari 12 bulan. Lebih lama lebih bagus. Tidak ada yang akan mencela jika Anda menginvestasikan dana dalam waktu lama, padahal belum punya rencana menikah.
Ini mungkin terdengar tidak masuk akal, tetapi apabila Anda sudah punya rencana menikah, tidak ada salahnya untuk menekan pengeluaran bersama pacar atau tunangan. Dana yang tadinya digunakan untuk mentraktir makan, nonton film, atau hal lain yang konsumtif bisa ditabung untuk keperluan pernikahan.
Anda bukannya tidak boleh lagi makan-makan di restoran atau pergi piknik ke luar kota, tetapi hal-hal seperti itu harus Anda kurangi. Cobalah ambil kalkulator untuk menjumlah berapa dana yang Anda dan kekasih Anda keluarkan dalam sebulan untuk kencan konsumtif. Rp 500.000? Rp 1 juta? Katakanlah Rp 500.000. Jadi, dalam 12 bulan, Anda mengeluarkan uang percuma sebanyak Rp 500.000 x 12 = Rp 6.000.000.
Dana sebesar itu bisa Anda investasikan di banyak pilihan investasi. Kalau Anda tidak mau mengambil risiko, bisa dicoba reksa dana yang risikonya relatif terkendali.
2. Tentukan anggaran
Pada masa semua hal dibagikan di media sosial, godaan untuk membuat pesta pernikahan yang melebihi kemampuan memang sulit untuk ditolak. Akan tetapi, Anda tidak perlu tergoda. Buatlah budget sesuai dengan kebutuhan untuk acara resepsi.
Ingat kebutuhan, bukan keinginan, karena melihat acara orang lain di Instagram. Misalnya, dulu, orangtua kita tidak memakai foto-foto prewedding, namun sekarang hal seperti itu seakan-akan wajib. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian.
Kalaupun mau melakukannya, pilihlah lokasi yang tidak membutuhkan biaya besar. Ada banyak tempat di sekitar kita yang layak untuk foto, tinggal bagaimana menentukan sudut pengambilannya. Anda bisa menyewa fotografer kenalan atau sahabat yang memberi harga jasa lebih terjangkau.
Anggaran yang Anda susun harus dijadikan patokan dalam menyusun acara. Jangan pernah tergoda untuk mengubah anggaran dengan konsekuensi Anda akan menanggung utang setelah menikah nanti.
Ingatlah lirik lagu Java Jive di atas, ”menikahlah denganku, bahagialah selamanya”. Jangan justru menderita setelah pesta perkawinan.
3. Pembagian porsi biaya
Tidak ada hukum yang mengatur mengenai porsi biaya perkawinan antara pihak perempuan dan pria. Karena itu, tidak ada yang salah manakala ada pembagian porsi biaya pesta pernikahan. Sebaiknya bicarakanlah sejak dini siapa menyumbang berapa, toh pesta ini untuk keperluan berdua.
Di budaya tertentu, perempuan yang menjadi ”pemilik” pesta, tetapi di tempat lain ada juga pria yang menjadi tuan rumah pesta. Jadi, tergantung bagaimana Anda mau menyelenggarakannya. Poin yang terpenting, bicarakan sejak awal pembagian biaya.
4. Jangan berlebihan
Pesta perkawinan baru tahap awal dari perjalanan kehidupan Anda dalam membangun keluarga. Setelah pesta itu, masih akan panjang perjalanan yang membutuhkan biaya, perhatian, dan tenaga. Jadi, tidak perlu berlebih-lebihan dalam menyelenggarakan pesta.
Misalnya, musik pengiring tidak perlu menyewa musisi terkenal, bisa saja mengajak teman-teman Anda yang memang suka menyanyi. Jangan-jangan mereka lebih ”heboh” daripada pemusik profesional yang harganya selangit. Dan, yang pasti anggaran untuk hiburan bisa lebih dinegosiasikan.
Undanglah saudara, teman, kerabat, dan handai tolan yang memang pantas untuk datang memberikan ucapan selamat kepada Anda. Yang tidak bisa Anda undang cukup Anda kirimkan pemberitahuan digital tentang perkawinan Anda.
5. Bukan stres selamanya
Camkan baik-baik bahwa Anda harus bahagia selamanya setelah pesta pernikahan, bukan mencicil utang yang bikin Anda stres selamanya. Jauh lebih berguna dana Anda sisihkan untuk investasi yang lebih produktif.
Sebagai penutup, bagi Anda yang masih muda, setidak-tidaknya ada dua hal yang perlu Anda rencanakan dananya dengan baik dan sejak dini, yakni memiliki rumah dan pesta pernikahan. Keduanya menentukan level kebahagiaan Anda.
Abdul Rahman Mangussara Otoritas Jasa Keuangan