Evakuasi WNI harus segera dilaksanakan menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Sejak dua hari lalu, Iran menyerang kepentingan AS di Irak.
Oleh
·2 menit baca
Iran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik pada Selasa-Rabu malam ke pangkalan militer Irak Al-Asad yang menampung anggota militer Amerika Serikat (AS), Inggris, dan koalisi lainnya. Namun, hingga Rabu sore belum dilaporkan korban meninggal atau cedera akibat serangan ini.
Presiden AS Donald Trump pernah berkunjung ke kompleks militer Al-Asad, yang berjarak sekitar 220 kilometer di barat Baghdad, pada 2018. Wakil Presiden AS Mike Pence juga pernah ke tempat itu pada November 2019. Pangkalan ini menjadi pusat penampungan pasukan koalisi saat bertempur melawan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Iran juga menarget sasaran di dekat Irbil, di wilayah Kurdi.
Inggris mengecam keras serangan itu. ”Kami prihatin dengan laporan korban dan penggunaan rudal balistik,” ungkap Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
Beberapa negara berencana mengevakuasi warganya dari Irak atau kawasan Timur Tengah lain yang mungkin terdampak. Bahkan, negara anggota militer koalisi, seperti Jerman, meminta anggota militernya pindah ke Jordania atau Kuwait.
Di dalam negeri, Menlu Retno LP Marsudi dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membahas rencana evakuasi. Kemenlu mencatat sekitar 500 warga negara Indonesia (WNI) tinggal di Iran dan 800 lainnya di Irak. Sementara di seluruh Timur Tengah, jutaan WNI tinggal untuk aneka keperluan. ”Kami terus menghitung situasi dan menyiapkan rencana darurat,” ujar Menlu Retno (Kompas, 8/1/2020). Terakhir kali, WNI dievakuasi dari Yaman ketika terjadi perebutan kekuasaan di sana tahun 2015.
Retno tidak menjelaskan kapan evakuasi akan dilakukan. Namun, serangan rudal terhadap pasukan AS di Irak dua hari berturut-turut membuat pemerintah harus mengambil tindakan yang paling mungkin demi keselamatan WNI. Kita juga tidak tahu apakah AS akan membalas serangan Iran itu, seperti dikatakan Presiden Donald Trump.
Seperti Indonesia, beberapa negara di ASEAN telah mengambil sikap untuk mengevakuasi warganya dari Irak dan Iran. Beberapa negara melarang pesawatnya melintasi udara kedua negara. Apakah ini sinyal AS akan melakukan serangan balik atau semata untuk keselamatan penumpangnya.
Memang, beberapa negara di dunia berupaya menurunkan ketegangan antara AS dan Iran. Bahkan, ada yang menyebut tak cukup alasan bagi AS untuk membalas serangan karena tak ada militer AS yang cedera atau meninggal.
Namun, jika kondisi di wilayah konflik kian memburuk, tak ada waktu lagi bagi pemerintah, kecuali mengeluarkan sesegera mungkin WNI. Kedubes RI di Irak atau Iran atau negara terdampak lain bisa mengawali melakukan evakuasi karena merekalah yang tahu persis situasi di lapangan, tanpa harus menunggu komando dari Jakarta.