Hampir tepat tiga tahun lalu, pada tanggal 21 Januari 2017, saya menulis sebuah artikel menarik—tentu saja—oleh karena salah satu negara terpenting di Mayapada, yaitu Amrikapura, telah mengangkat seorang presiden. Namun, ia bukan seorang manusia biasa, melainkan seorang raksasa, Grumph namanya, lengkap dengan rambut khasnya yang kini dikenal oleh semua manusia di seantero Mayapada.
Memang, tidak pantas menertawakan penampilan fisik dari siapa pun, termasuk raksasa. Akan tetapi, begitulah, daripada mendengar apa yang dia katakan, lebih baik menertawakan rambutnya. Setuju, kan?
Kenapa saya keras begini? Karena saya kecewa. Tiga tahun yang lalu, saya sudah tahu bahwa Grumph kerap merasa wajar menyentuh bagian tubuh privat dari perempuan siapa saja. Namun, saya masih mempunyai harapan baginya. Saya masih berharap bahwa Grumph akan berubah menjadi raksasa dharma, titisan Watugunung. Tokoh utama Babad Tanah Jawi ini pada awalnya memang ”jahat”: dia telah meniduri ibunya. Namun, dia kemudian tobat dan menjadi pelindung agama Jawa.
Lain halnya dengan Grumph. Tidak mungkin dia tobat. Kemungkinan besar dia tidak tahu arti kata itu. Ya! Dia sebenarnya raksasa bodoh. Baik-buruk keputusan yang diambilnya, dia tidak tahu di mana batasnya. Prinsip dasarnya adalah: ”asal keluar” Yang keluar itu bisa rayuan, bisa cercaan, bisa tweet-tweet-an, bisa keputusan, tetapi keputusan itu pasti tidak dipertimbangkan akibatnya.
Ya, beginilah! Baginya, asal bersifat instan dan tidak membebani proses pemikirannya, pasti jadi! Keluar, begitu saja, mentah! Hal lucu nan aneh bisa disusul oleh hal yang tragis, tanpa mata, dan raut mukanya menampilkan sinar kecerdasan atau tanda keprihatinan moral apa pun. Bisa jadi rambutnya bergetar-getar sedikit-dikit ketika dia berkoar tentang keputusan yang diambilnya, tetapi ekspresi wajahnya tetap datar.
Ingatkah kalian ketika Grumph selfie di samping pemimpin Koreapura yang pernah mengancam memusnahkan Amrikapura bagian barat? Jelas dia tidak mengerti apa yang terjadi. Lalu, ketika dia menyuruh militernya memakai drone untuk membunuh jendral Iranabad, saya yakin dia juga tidak mengerti risiko peristiwa itu. Baginya realita satu-satunya adalah video games, selfies, dan tweets. Video games untuk urusan militer; selfies setiap kali bertemu dengan orang penting, misalnya Xi Jinping; dan tweet dia jika ingin mencerca orang.
Dulu memang pernah ada realita lain, yaitu perempuan jadi sasaran berahinya. Tak sedikit perempuan cantik yang telah memprotes tubuh mereka pernah digerayangi paksa oleh Grumph. Kini, menariknya sikap Grumph terhadap kaum perempuan sudah berubah: dia tidak lagi menggerayangi, dia memaki. Apakah lebih baik? Belum pasti. Sasaran utamanya adalah Mancy Felusi.
Mungkin kalian masih mengingat bagaimana mulut raksasanya dulu terlihat bergerak secara kompulsif ketika memaki-maki Billary Plinton, lawannya pada pemilihan presiden Amrikapura 2017? Menakutkan, kan? Namun, lebih parah sekarang. Baru dia membuka mulut untuk membicarakan, taring raksasanya langsung kelihatan.
Kenapa Mancy Felusi menjadi sasaran amukan Grumph? Sangat sederhana. Mancy Felusi adalah speaker dari Dewan Agung Amrikapura. Dia tidak lagi takut digerayangi, dia dan sejumlah rekan Partai Demokrat ingin menjadikan Grumph loyo untuk seterusnya, yaitu loyo secara politik, dimakzulkan. Pantas dicatat, hal ini sudah saya ramalkan tiga tahun yang lalu ketika saya menulis: ”bila semua berlangsung dengan baik, Grumph akan ditelanjangi, disunat, dan akhirnya dikebiri, paling sedikit kekuasaannya”.
Perjuangan ke arah pemakzulan Grumph masih panjang. Dia dituduh bermain dengan pihak luar negeri untuk menjatuhkan lawan politiknya. Apakah buktinya cukup kuat? Tidak jelas. Apalagi, situasi politik Amrikapura belum berubah sejak tiga tahun yang lalu. Seperti saya menulis pada waktu itu: tak sedikit orang di partai Gajah ”yang suka merangkak di depannya sambil mengharapkan sisa hidangannya.” Sisa hidangan raksasa.
Lalu bagaimana masa depan? Tak mustahil Grumph dimakzulkan. Dikebiri beneran. Namun, mungkin juga dia berhasil luput dari pemakzulan itu. Lalu perdamaian dunia akan berada di dalam bahaya. Pada satu saat ke depan, tak mustahil bahwa Grumph akan terjebak oleh gejala narsisnya sendiri.
Saking senang dengan pantulan wajah diri sendiri, dia memang, karena bodohnya, berisiko kurang berhati-hati dan, bak Narsissus zaman Yunani, mencemplungkan diri ke dalam danau maut yang menantikannya. Begitu juga kita semua.