Penularan virus korona tipe baru pada manusia yang lebih cepat dari dugaan semula menuntut perhatian khusus untuk mencegah jatuh korban yang tidak perlu.
Oleh
·3 menit baca
Penularan virus korona tipe baru pada manusia yang lebih cepat dari dugaan semula menuntut perhatian khusus untuk mencegah jatuh korban yang tidak perlu.
Di Indonesia hingga kemarin belum ditemukan orang yang positif tertular virus korona tipe baru. Beberapa orang yang terduga terinfeksi virus dilaporkan ada di Jambi, Bandung, dan Cirebon. Sebagian dari mereka ialah warga negara China dan Taiwan.
Pemerintah sampai hari ini tidak membatasi kedatangan orang dari luar Indonesia. Pemerintah juga belum melarang orang Indonesia bepergian ke China. Meski demikian, Kementerian Perhubungan menghentikan sementara penerbangan untuk mengangkut penumpang ke dan dari kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, tempat awal virus menyebar.
Pejabat kesehatan China pertama kali melaporkan munculnya beberapa kasus pneumonia di Wuhan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019. Saat itu virus penyebab belum diketahui. Pada 5 Januari pejabat kesehatan di China menegaskan, penyebab pneumonia bukan virus SARS (severe acute respiratory syndrome).
Virus SARS juga bermula di China, menewaskan 770 orang di seluruh dunia pada periode 2002-2003. Pada 7 Januari China melaporkan virus baru berasal dari keluarga korona, dinamai 2019-nCoV. Keluarga virus korona juga menyebabkan SARS dan flu biasa, menyebar melalui batuk, bersin, atau menyentuh orang yang terinfeksi.
Kekhawatiran pandemi virus korona muncul karena kecepatan penyebarannya. Hingga Senin (27/1/2020) dilaporkan 81 orang meninggal, semuanya di China. Jumlah orang terinfeksi sekitar 3.000 orang di China dan di 12 negara lain. Yang membuat penularan sulit dikendalikan, mereka yang terinfeksi tidak selalu menunjukkan gejala fisik, seperti demam, batuk, pilek, atau kesulitan bernapas.
Presiden Joko Widodo memerintahkan kedutaan Indonesia di China memberikan perhatian khusus kepada warga Indonesia yang masih terisolasi di Wuhan. Pemerintah setempat menutup jaringan transportasi dari dan ke Wuhan untuk mengisolasi penyebaran virus. Upaya memulangkan WNI patut dipertimbangkan apabila situasi memburuk. Kementerian Luar Negeri perlu mendata secara tepat keberadaan dan kondisi WNI di Wuhan dan China umumnya.
Kita mengapresiasi upaya pemerintah daerah menyiagakan 100 rumah sakit. Juga kesiagaan di 135 bandara dan pelabuhan internasional yang memasang alat pendeteksi suhu tubuh.
Karena orang yang terinfeksi tidak selalu memberi tanda, diperlukan upaya pencegahan lebih intensif. Perlu digalakkan kampanye hidup sehat, seperti mencuci tangan setelah dari tempat umum dan sebelum makan, tidak menyentuh mata atau hidung sebelum mencuci tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, serta melapor ke layanan kesehatan jika mengalami demam.
Informasi dapat disebarkan melalui sekolah, posyandu, dan secara berkala melalui media arus utama. Pemerintah perlu menggalakkan penggunaan media sosial untuk menandingi informasi tidak tepat yang bertebaran guna mencegah kebingungan dan kepanikan masyarakat.