Meski pasar saham tengah suram, tetap ada peluang. Peluang muncul karena harga saham lebih murah saat ini. Bagi yang ingin berinvestasi jangka panjang, dapat memilih saham-saham yang memiliki fundamental bagus.
Oleh
Joice Tauris Santi
·2 menit baca
Harga saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) turun dalam sebagai dampak pandemi Covid-19. Penurunan itu menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu turun 10,75 persen.
Manajemen bursa sempat memberlakukan penghentian perdagangan sementara untuk mencegah penurunan berlanjut.
Memerahnya indeks saham membuat sebagian investor khawatir mengingat nilai investasinya menyusut, bahkan merugi. Namun, sebagian lagi melihat penurunan ini justru sebagai peluang.
Peluang muncul karena harga saham menjadi lebih murah saat ini. Mereka yang ingin investasi dalam jangka panjang dapat memilih saham-saham yang memiliki fundamental bagus.
Kapankah saat yang tepat untuk membelinya? Bisa jadi, ketika membeli hari ini, indeks malahan turun lagi keesokannya.
Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti saat paling tepat membeli saham. Namun, ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko kerugian.
Pertama, pahami diri sendiri. Ada berbagai jenis investor. Ada yang konservatif atau sangat berhati-hati. Ada pula yang moderat, biasanya mampu menanggung sedikit risiko. Ada pula yang agresif, sangat berani mengambil risiko.
Para investor konservatif dan moderat biasanya menanti hingga pasar saham stabil terlebih dahulu. Pasar saham tidak selamanya terpuruk. Setelah mencapai titik nadirnya, perlahan harga saham akan kembali naik.
Setelah naik beberapa saat, barulah para investor konservatif dan moderat mulai membeli saham-saham incarannya. Prinsipnya, lebih baik sedikit terlambat ketimbang merugi. Adapun para investor agresif, berani membeli saham ketika sedang jatuh, tidak perlu menunggu saat saham berbalik harga.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah manajemen keuangan. Membeli saham pada saat harganya turun sebaiknya dilakukan dengan cara mencicil, misalnya uang yang tersedia sebanyak Rp 10 juta.
Lakukanlah pembelian pada beberapa nilai harga, bukan sekaligus membelanjakan Rp 10 juta di satu harga. Misalnya, membeli ketika saham di harga Rp 3.500 senilai Rp 2 juta, di harga Rp 3.400 senilai Rp 2,5 juta, di harga Rp 3.550 senilai Rp 2 juta, dan seterusnya.
Meski pasar saham tengah suram, tetap ada peluang.