logo Kompas.id
OpiniNyepi di Bayangan Sang Buta...
Iklan

Nyepi di Bayangan Sang Buta Korona

Semua serba ganjil, aneh, dan saru-saru gremeng di Bali tahun ini. Sekarang ini adalah hari Nyepi.

Oleh
JEAN COUTEAU
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ne_tp8YWh_RAxp7uuwoUDhNRZIY=/1024x528/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F20200328-UDAR-9_web_88439432_1585399356.jpg

Semua serba ganjil, aneh, dan saru-saru gremeng di Bali tahun ini. Sekarang ini adalah hari Nyepi. Apa yang menjadi ciri khas hari Nyepi, biasanya? Arak-arakan ramai-ramai ogoh-ogoh menjelang sandikala, yang melambangkan para butakala, penghuni kegelapan dunia, merajalela sebelum kemudian disomia (dilakukan ruwatan), lalu dibakar di pengujung malamnya.

Dunia atau bhuana lalu diyakini kemudian bersih, yang keesokan harinya dirayakan selama sehari semalam penuh dengan laku penyepian, yaitu keserbasuwungan sempurna di bumi. Sepanjang hari Nyepi itu kita harus menerapkan, di dalam pitutur para leluhur, apa yang disebut Catur Brata Penyepian, yaitu amati lelungaan, amati lelanguan, amati geni, dan amati karya, yang berarti tidak boleh bepergian, tidak boleh bersenang-senang, tidak boleh menyalakan api, dan tidak boleh bekerja. Ya, begitulah memang setiap tahun berulang, hening sepi merayakan bersatunya diri bhuana alit dan semesta.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000