Pandemi Covid-19 menunjukkan titik lemah kemajuan yang dicapai selama ini. Prinsip ”kesehatan untuk semua” tak pernah sungguh-sungguh diwujudkan.
Oleh
·2 menit baca
Pandemi Covid-19 menunjukkan titik lemah kemajuan yang dicapai selama ini. Prinsip ”kesehatan untuk semua” tak pernah sungguh-sungguh diwujudkan.
Lembaga swadaya masyarakat peraih Nobel Perdamaian tahun 1910, International Peace Bureau, menyebut, masyarakat manusia kini membayar mahal atas persaingan senjata yang selama ini dilakukannya. Persaingan yang menelan dana sangat besar itu membuat sumber daya tidak tersalurkan pada upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan kesejahteraan rakyat. Karena itu, pandemi Covid-19 harus menjadi momen membuka lembaran baru relasi internasional yang mengakhiri ketegangan geopolitik dan perang proksi demi terciptanya gencatan senjata.
Semangat menjadikan pandemi sebagai momen gencatan senjata juga disampaikan Paus Fransiskus. Pada Minggu silam, ia menyerukan semua pihak menghentikan permusuhan, mendorong pembentukan koridor bagi bantuan kemanusiaan, dan terbuka terhadap diplomasi. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pun, beberapa hari sebelumnya, meminta berbagai pihak segera melakukan gencatan senjata di tengah pandemi.
Meski beberapa di antaranya agak mereda akibat pandemi, konflik masih berlangsung di berbagai tempat. Konflik ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan menelan dana sangat besar guna membeli persenjataan mutakhir, termasuk antirudal, hingga membiayai milisi-milisi. Kondisi inilah yang disebut International Peace Bureau telah membuat pembangunan layanan kesehatan yang memadai sulit terwujud karena tak menjadi prioritas.
Pusat layanan kesehatan di seluruh dunia kini tertatih-tatih menghadapi pandemi. Terjadi pula kekurangan tenaga kesehatan. Kemajuan yang dicapai masyarakat modern tampak nyaris tak berdaya menghadapi serangan wabah penyakit: sesuatu yang lebih kurangnya pernah dialami manusia beratus-ratus tahun silam.
Tak cukup rasanya bagi mereka yang berkonflik untuk melakukan gencatan yang bersifat sementara atau hanya selama pandemi berlangsung. Saat pandemi berakhir pun, gencatan senjata harus dilanjutkan. ”Kesia-siaan” yang diakukan selama ini, seperti menghabiskan miliaran dollar Amerika Serikat untuk membeli persenjataan dan membiayai perang, harus segera diakhiri.
Kemenangan dalam konflik bersenjata dan kemajuan ekonomi seperti kehilangan arti saat masyarakat manusia mendapati infrastruktur kesehatan mereka sesungguhnya tak memadai, kemajuan riset dan ilmu pengetahuan masyarakat modern ternyata masih tertatih-tatih menghadapi wabah.