Perjuangan Iran mengendalikan penyebaran virus semakin diperparah dengan sanksi AS. Baiknya, Iran memperoleh bantuan peralatan medis dari Uni Eropa dengan sistem Instex, yang sudah digagas lebih dari setahun.
Oleh
·2 menit baca
Untuk pertama kali, Iran memperoleh bantuan peralatan medis dari Uni Eropa dengan sistem Instex, sistem yang sudah digagas lebih dari setahun.
Instrument in Support of Trade Exchanges (Instex) adalah sistem perdagangan yang diciptakan dan diatur untuk menukar barang-barang kemanusiaan dan makanan setelah Amerika Serikat pada 2018 menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015.
Menurut Kementerian Luar Negeri Jerman, bantuan alat medis itu telah tiba di Iran. Berbicara atas nama Jerman, Perancis, dan Inggris, Kementerian Luar Negeri Jerman menambahkan, Eropa dan Teheran akan bertransaksi lebih banyak melalui mekanisme perdagangan Instex (Kompas, 2/4/2020).
AS kehilangan kesempatan terbaik untuk mencabut sanksi.
Bantuan alat medis itu digagas tiga negara pemilik saham Instex. Sejak AS menutup total peluang Iran mengekspor minyak pada Agustus 2018, Uni Eropa berusaha membangun sistem barter yang disebut Instex, yang disiapkan untuk menyiasati sanksi AS. Pengiriman bantuan perdana dengan sistem barter ini cukup rumit.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Pemerintah AS melewatkan kesempatan bersejarah untuk mencabut sanksi terhadap negaranya. ”AS kehilangan kesempatan terbaik untuk mencabut sanksi. Hal itu merupakan kesempatan besar bagi orang Amerika untuk meminta maaf dan untuk mencabut sanksi yang tidak adil terhadap Iran,” ujarnya.
Bantuan medis secara teknis memang dikecualikan dari sanksi AS. Namun, pembelian alat medis atau makanan sering diblokir oleh keengganan perbankan memproses pembelian karena takut terkena penalti oleh AS. Inilah yang selama ini menghambat pengiriman bantuan ke Iran.
Pertengahan Maret lalu, diplomat Wakil Presiden UE Josep Borrell mendesak masyarakat internasional mengirim bantuan kemanusiaan ke Iran untuk membantu memerangi virus korona. UE bersiap mengirim bantuan kemanusiaan senilai 20 juta euro ke Iran, yang parah terkena pandemi dengan 50.468 kasus positif Covid-19 dan 3.160 orang meninggal.
Perjuangan Iran mengendalikan penyebaran virus semakin diperparah dengan sanksi ekonomi oleh AS. ”Kami akan mendukung permintaan (Iran dan Venezuela) karena negara-negara ini berada dalam situasi yang sangat sulit, terutama karena sanksi AS,” ujar Borrell.
Belum usai mengatasi pandemi, Rabu (1/4/2020), Presiden AS Donald Trump memperingatkan, Iran akan membayar ”harga mahal” jika terjadi serangan lebih lanjut terhadap pasukan AS di Irak. Pernyataan Trump muncul menyusul informasi bahwa Iran sedang merencanakan serangan terhadap pasukan atau aset AS di Irak.
Relevan jikalau menghadapi pandemi ini kita mengangkat kembali seruan Paus Fransiskus untuk menghentikan permusuhan dan mendorong pembentukan koridor bantuan kemanusiaan. Di tengah pandemi yang juga menyerang AS, Trump ataupun Rouhani sebaiknya tak terlibat retorika yang hanya dapat memperburuk situasi.